NIM:
A1D118149
AKU DAN KETIGA SAHABATKU
Pagi itu
terdengar ibu memanggil-manggil namaku, suara itu terdengar dari arah dapur, 5
menit kemudian ibu memanggilku lagi dan barulah aku bangun dan melihat jam yang
menunnjukkan pukul 05:30 WIB. Aku baru ingat hari ini adalah hari senin, aku
langsung bergegas mengambil handuk dan mandi serta sarapan pagi yang sudah
disiapkan ibu, karena rutinitas hari senin pagi disekolah adalah upacara,
setelah selesai sarapan aku meminta ibu untuk segera mengantarku karena aku
takut terlambat saat mengikuti kegiatan upacara . Kemudian ibu mengantarku ke
sekolah. Aku bersekolah di SD Negeri 268 Bunga Antoi. Disanalah tempatku
menuntut ilmu bersama teman-temanku, mereka biasa memanggilku Susi,
teman-temanku merupakan salah satu
alasan mengapa selalu membuatku ingin terus datang kesekolah, sekarang aku
duduk dibangku kelas IV B, di dalam kelas terdapat 33 siswa, 18 siswa perempuan
dan 15 siswa laki-laki. Teman-temanku terkenal dengan solidaritasnya yang
tinggi. Karna saling peduli satu sama lain , aku bersyukur masuk dikelas itu.
Dari sekian banyak teman-temanku yang ada dikelas aku memiliki aku memiliki 3
sahabat yang sudah ku anggap seperti saudaraku sendiri . Eva, Dwi dan Ainun,
itulah nama ketiga sahabatku,.sahabatku perempuan semua, karena pada saat itu
aku berfikiran tidak bisa cerita leluasa kalau sahabatku ada yang laki-laki aku
takut mereka tidak bisa menjaga dan mengerti keadaanku,itulah alasanku dari
ketiga sahabatku perembuan semua.Eva, Dwi dan Ainun Mereka merupakan orang yang
sesalu perduli akan keadaanku senangku, sedihku, bahagiaku, semua nya mereka
faham akan tentangku, karena hanya kepada merekalah aku percaya bahwa mereka
bisa menjaga kepercayaanku akan semua ceritaku. Eva,Dwi, dan Ainun
Aku dan ketiga sahabatku duduk
berkelopok, aku duduk bersama Ainun dan tepat di belankangku Eva dengan Dwi
duduk bersama. Kami selalu bekerja sama apabila guru memberikan tugas yang
sulit untuk dikerjakan. Dan kami selalu dalam satu kelompok pada saat guru
memberikan tugas yang sifatnya perkelompok. Pada jadwal hari senin ini kami
belajar AGAMA,dan KEWARGANEGARAAN.
Pagi setelah Upacara, kami masuk semua kedalam
kelas untuk mempersiapkan diri mengikuti pelajaran setelah upacara kami belajar
Agama, mata pelajaran Agama yang diampu oleh Ibu Aina. Beliau merupakan sosok
yang penyayang beliau terkenal sebagai guru yang tegas, dan disiplin waktu.
Serta sangat peduli akan kemauan siswanya. Ibu Aina selalu meberikan motovasi
dan nasehat-nasehat baik kepada kami. Seperti biasa didalam kelas kami
mendengarkan pembelajaran dan mngerjakan tugas –tugas yang disampaikan oleh ibu
Aina.
Setelah
jam pelajaran Agama hampir selesai, ibu Aina memberikan pekerjaan rumah kepada
kami. Kemudian tidak lama bunyi lonceng terdengar, tanda berakhirnya jam
pelajran pada pagi itu, aku dan Ainun melihat jam dinding kelas yang
menunjukkan jam 09: 30 tanda waktu istirahar, ini asdalah waktu yang ditunggu-tunggu,
aku dan teman-temanku segra membereskan semua buku dan alat tulis ya ng ada di
artas meja kami masing-masing , karena takut ada yang hilang, stelah semua
beres kamipun keluar kelas, seperti biasa budaya di kelas kami bahkan kelas
lain juga dimana pada saat waktu istirahat telah tiba berebut keluar duluan,
dan berebutt tempaty untung segara menganmbil sepatu masing-masing. Sipa cepat
d[pat sepatunya dialah yang langsung menuju kantin sekolahan. Aku, Ainun,Eva
dan Dwi pun tidak mau kalah dalam bereput tempat. Karena kami itak ingin
mengantri panjang saat membeli makanan dan jajan dikantin, sebab penjual yang
ada dikantin sekolah kami hanya sedikit. Aku dan temn-temanku segera berlari ke
arah kantin yang terletak di belakang gedung sekolah, aku selalu pergi berempat
selalu bersama dimanapun kami berada, tapi tidak bergeng, karana pada saat
sekolah dasar kami tidak menganggap geng , melaikan sahabat yang selalu bersama
dimanapun kami berada. Namun yang disayangnkan adalah kami hanya ber empat
hanya bisa berkumpul dilingkungan sekolah, karena rumah kami yang jarannya
jauh, tapi itu tidak menjadi alasan untuk kami tetap bersama dan mejalin
persahabatan.
Setelah
selasai makan dan minum saat jam istirahat kami kembali ke ruang kelas, budaya
kami saat istirahat adalah bermain lempar batu kecil-kecil yang berjumlah 10
buah. kami membuat kelompok-kelompok kecil. Tentu saja aku dan ketiga sahabatku
termasuk dalam satu kelompok dintara teman-temanku yang lainnya. Kami bermain
riang disana namun waktu kami bermain saat jam istirahat tidak lama, hanya
sekitas 10 menit saja, tapi tidak lantas membuat kami takut untuk bermain. Pada
saat gilarku bermain loceng pun berbunyi tanda istirahat sudah habis waktunya,
tidak mengapa aku tidak merasa kecewa akan hal itu, karena memang sudah
sewajarnya tidak sampai selesai sebab waktu yang tersedia hanya sebentar saja.
Kami
melihat jam dinding yang ada di dinding kelas. Jam menunjukkan pukul 09 : 50.
Saatnya kami mengakhiri permainan dan segera menuju ke bangku kami
masing-masing untuk mempersiapkan diri mengikuti pelajaran berikutnya. Aku dan ketiga
temanku setelah mempersiapkan buku dan alat tulis diatas meja, kami lanjut
bercerita, dan bercanda bersama sembari manunggu guru datang kekelas kami.
Setelah
itu selang waktu 5 menit guru masuk kedalam kelas kami, jadwal nya adala mata
pelajaran Kewarganegaraan dimana mata pelajaran ini diampu oleh walikelas kami
sendiri yaitu, Bpak.Tuhiran, beliau adalah sosok yang inspirativ, penyayang,
humoris, baik dan berwibawa. Kami selalu merasa senang jika belajarr dengan
beliau, karena sangking asyiknya waktu beljar dengan bapak Tuhitan terasa
sangan cepat dan singkat. Walaupun sebenarnya dursasi waktu yang diberikan
setiap pelajaran sama saja. Namun tersa cepat pada saat belajar dengan
bapak.Tuhiran.
seperti biasa kami mengikuti pelajaran dengan
tertib dan baik. Sama seperti pelajaran sebelumnya saat waktu pelajran hampir
selesai bapak memberikan pekerjaan rumah kepada kami. Kami pun dengan senag
hati menerimanya. Setelah selesai memberikan tugas. Selang tiga menit waktu
terkhir kami diberikan motivasi –motivasi kecil berrupa nasehat. Setelahnya
kami mulai berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas sebagai penutupan
pembelajaran dan sebagai bentuk rasa syukur kami terhadap rahmat dan hidayah
yang selama ini diberikan kepada kami, tidak lam loceng berbunyi tanda pulang
sekolah. Kami segera berbaris dengan tertib untuk bersalaman.
Aku
dan Ainun pulang menunggu jemputan dari ibu kami, Eva syang sudah ditunggu
ibunya lantas pulang duluan, sedangkan Dwi dia pulang dengan sepedanya. Aku dan
Ainun menunggu smbil berjalan menuju Rumah, karena bnyak anak-anak lain yang
berjalan kaki juga smbil menunggu jemputan.
Pada
saat aku dan ainun berjalan bersamakami tidak sengaja melihat salah satu
sahabat kami yaitu Dwi, sedang menuntun sepeda dan berdampingan dengan seorang
perempuan. Setelah aku dan Ainun amati bersama ternya perempuan itu adalah adik
kelas kami yang duduk dibangku kelas III, mereka terlihat snagat akrab dan
bercanda bersama sepanjang jalan, Aku dan Ainun merasa cemburu dan tidak
percaya, ternyata salah satu sahabat kami ada yang menghianati kami bersahabtan
dengan orang selain kami, kami sangat merasa kecewa, Dwi tega memecah
persahabatan dibelkang kami dengan perempuan itu. Kami berdu tidak terima akan
hal itu, kami tidak iinin Dwi punya sahabat lain selain dari kami bertiga.
Akhirnya aku dan Ainun memutuskan untuk menghampiri mereka yang sedang asik
bercanda.
Kami
berjalan dengan cepat supaya cepat smpai ke pada mereka,dengan muka kesal dan
penuh dengan kecurigaan. Setelah kami menghampiri mereka berdua kami meluapkan
kekesalan kami kepda Dwi yang tega membagi persahabatan dengan perempuan yang
sedang bersamanya kami menanyakan siapa perempuan itu, dan Dwi pun menjawab
bahwa perempuan itu adalah sahabatnya. Aku dan Ainun sangat kesal mendengar hal
itu, kemudian aku mengatakan bahwa kami kecewa, karna Dwi telah bersahabat
dengan orang lain selain kami, dan kami berdua cukup tau akan sikap Dwi
terhadap persahabatan. Kemudian yang kami lakukan seteklahnya adalah kami
meluapkan kekesalan dengan menjenggung kepala Dwi didepan temannya itu, lalu
temanya membela Dwi.namun kami tidak menghiraukannya. Lantas kamipun segera
pergi meninggalkan kedua nya dengan wajah yang sangat kesal dan amarah.
Setelah
kejadian itu aku dan Ainun membenci Dwi. Keesokan harinya. Pagi itu hari
selasa, aku Ainun dan Eva sudah berdaa dikelas, lantas kamipun meceritakan
kejadian itu kepada Eva, bahwa Dwi telah menghianati persahabatan kita, kemudia
Eva juga ikut membenci Dwi, setelah selesai bercerita tidak lama Dwi datang,
duduk dan meletakkan tasnya. Kemudian kami bertiga bepaling muka. Lalu dwi
bertanya ada apa dengan kami yang tiba-tiba cuek terhadapnya. Tidak seorangpun
dari kami bertiga yang menjawab pertanyaan Dwi.
Akhirnya
Eva bilang bahwa kami bertiga kecewa kepada Dwi karena telah menghianati
persahabatan kami. Lantas Dwi mulai menjelaskan kepada kami tentang hal yang
membuat kami marah terhadapnya. Dwi menjelakan bahwa sahatnya yang bersamanya
kemaren itu adalah sahabat sedari kecil yang selalu bersamanya, dan itu adalah
sahabat yang pertama kali sebelum Dwi mengenal kami bertiga, lantas Dwi
menjelaskan bahwa dia tidak bisa memilih persahabatan diantara kami karena
baginya kita sema adalah sosok sahabat sejati baginya. Tidak mungkin akan
mengorbankan persahabatannya. Karena berjalan nersama itu lebih baik dari pada hanya dengan satu pihak. Mendengar penjelasan
itu lantas membuat kami merasa bersalah akan apa yang telah kami lakukan kepada
Dwi pada pagi itu. dan kejadian pulang sekolah itu yang membuat aku dan Ainun
malu melakukan hal yang sangat tedak beaik tehadap Dwi. Akhirnya kami bertiga
meminta maaf kepada Dwi. Dan Dwi pun memaklumi dan memaafkan kami bertiga. Dwi
pun juga meminta maaf kepada kami karena tidak pernah menceritakan sahabat
kecilnya kepada kami. Dak kita pun saling memaaafkan satu sama lain. Setelah
kejadian ini kami pun kembali berbaikan dan tetap menjadi sahabat.
Sekian
cerita pendek dari aku semoga dpat bermanfaan dan bisa diambil hikmahnya.
1.
Tokoh
-
Ibu
-
Eva
-
Dwi
-
Ainun
-
Ibu Aina
-
Bapak Tuhiran
-
Sahabat Dwi
2.
Perwatakan
Tokoh
-
Ibu
·
Baik
·
Sabar
·
penyayang
·
perhatian
-
Eva
·
Baik
·
perhatian
-
Dwi
·
Baik
·
Sabar
·
perhatian
-
Ainun
·
Baik
·
Husnuzon
·
Gampang terpancing
emosi
-
Ibu Aina
·
penyayang
·
tegas,
·
disiplin waktu.
-
Bapak Tuhiran
·
Inspirativ
·
Penyayang
·
Humoris
·
baik
·
Berwibawa
·
-
Sahabat Dwi
·
Baik
·
sabar
3.
Urutan
kejadian
-
Pengenalan tokoh: Ibu
Eva,Dwi,Ainun,Ibu
Aina,Bapak Tuhiran,Sahabat Dwi
-
-
Konflik : Aku dan Ainun memarahi DWI di
depan sahabatnya
-
Klimaks : aku dan Ainun menjenggung kepala
Dwi dan
meninggalkannya
-
Penyelesaian: Dwi menjelaskan
kepada kami kebenarannya
-
Sentakan akhir: akhirnya
kamipun saling memaafkan satu sama lain
4.
Latar
-
Rumah
-
Sekolah
-
jalan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar