Halaman

Selasa, 08 Oktober 2019

Cerpen Masa SD “AKU DAN KETIGA SAHABATKU“


NAMA: SUSI MULANDARI
NIM: A1D118149

AKU DAN KETIGA SAHABATKU

          Pagi itu terdengar ibu memanggil-manggil namaku, suara itu terdengar dari arah dapur, 5 menit kemudian ibu memanggilku lagi dan barulah aku bangun dan melihat jam yang menunnjukkan pukul 05:30 WIB. Aku baru ingat hari ini adalah hari senin, aku langsung bergegas mengambil handuk dan mandi serta sarapan pagi yang sudah disiapkan ibu, karena rutinitas hari senin pagi disekolah adalah upacara, setelah selesai sarapan aku meminta ibu untuk segera mengantarku karena aku takut terlambat saat mengikuti kegiatan upacara . Kemudian ibu mengantarku ke sekolah. Aku bersekolah di SD Negeri 268 Bunga Antoi. Disanalah tempatku menuntut ilmu bersama teman-temanku, mereka biasa memanggilku Susi, teman-temanku  merupakan salah satu alasan mengapa selalu membuatku ingin terus datang kesekolah, sekarang aku duduk dibangku kelas IV B, di dalam kelas terdapat 33 siswa, 18 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Teman-temanku terkenal dengan solidaritasnya yang tinggi. Karna saling peduli satu sama lain , aku bersyukur masuk dikelas itu. Dari sekian banyak teman-temanku yang ada dikelas aku memiliki aku memiliki 3 sahabat yang sudah ku anggap seperti saudaraku sendiri . Eva, Dwi dan Ainun, itulah nama ketiga sahabatku,.sahabatku perempuan semua, karena pada saat itu aku berfikiran tidak bisa cerita leluasa kalau sahabatku ada yang laki-laki aku takut mereka tidak bisa menjaga dan mengerti keadaanku,itulah alasanku dari ketiga sahabatku perembuan semua.Eva, Dwi dan Ainun Mereka merupakan orang yang sesalu perduli akan keadaanku senangku, sedihku, bahagiaku, semua nya mereka faham akan tentangku, karena hanya kepada merekalah aku percaya bahwa mereka bisa menjaga kepercayaanku akan semua ceritaku. Eva,Dwi, dan Ainun
            Aku dan ketiga sahabatku duduk berkelopok, aku duduk bersama Ainun dan tepat di belankangku Eva dengan Dwi duduk bersama. Kami selalu bekerja sama apabila guru memberikan tugas yang sulit untuk dikerjakan. Dan kami selalu dalam satu kelompok pada saat guru memberikan tugas yang sifatnya perkelompok. Pada jadwal hari senin ini kami belajar AGAMA,dan KEWARGANEGARAAN.
 Pagi setelah Upacara, kami masuk semua kedalam kelas untuk mempersiapkan diri mengikuti pelajaran setelah upacara kami belajar Agama, mata pelajaran Agama yang diampu oleh Ibu Aina. Beliau merupakan sosok yang penyayang beliau terkenal sebagai guru yang tegas, dan disiplin waktu. Serta sangat peduli akan kemauan siswanya. Ibu Aina selalu meberikan motovasi dan nasehat-nasehat baik kepada kami. Seperti biasa didalam kelas kami mendengarkan pembelajaran dan mngerjakan tugas –tugas yang disampaikan oleh ibu Aina.
Setelah jam pelajaran Agama hampir selesai, ibu Aina memberikan pekerjaan rumah kepada kami. Kemudian tidak lama bunyi lonceng terdengar, tanda berakhirnya jam pelajran pada pagi itu, aku dan Ainun melihat jam dinding kelas yang menunjukkan jam 09: 30 tanda waktu istirahar, ini asdalah waktu yang ditunggu-tunggu, aku dan teman-temanku segra membereskan semua buku dan alat tulis ya ng ada di artas meja kami masing-masing , karena takut ada yang hilang, stelah semua beres kamipun keluar kelas, seperti biasa budaya di kelas kami bahkan kelas lain juga dimana pada saat waktu istirahat telah tiba berebut keluar duluan, dan berebutt tempaty untung segara menganmbil sepatu masing-masing. Sipa cepat d[pat sepatunya dialah yang langsung menuju kantin sekolahan. Aku, Ainun,Eva dan Dwi pun tidak mau kalah dalam bereput tempat. Karena kami itak ingin mengantri panjang saat membeli makanan dan jajan dikantin, sebab penjual yang ada dikantin sekolah kami hanya sedikit. Aku dan temn-temanku segera berlari ke arah kantin yang terletak di belakang gedung sekolah, aku selalu pergi berempat selalu bersama dimanapun kami berada, tapi tidak bergeng, karana pada saat sekolah dasar kami tidak menganggap geng , melaikan sahabat yang selalu bersama dimanapun kami berada. Namun yang disayangnkan adalah kami hanya ber empat hanya bisa berkumpul dilingkungan sekolah, karena rumah kami yang jarannya jauh, tapi itu tidak menjadi alasan untuk kami tetap bersama dan mejalin persahabatan.
Setelah selasai makan dan minum saat jam istirahat kami kembali ke ruang kelas, budaya kami saat istirahat adalah bermain lempar batu kecil-kecil yang berjumlah 10 buah. kami membuat kelompok-kelompok kecil. Tentu saja aku dan ketiga sahabatku termasuk dalam satu kelompok dintara teman-temanku yang lainnya. Kami bermain riang disana namun waktu kami bermain saat jam istirahat tidak lama, hanya sekitas 10 menit saja, tapi tidak lantas membuat kami takut untuk bermain. Pada saat gilarku bermain loceng pun berbunyi tanda istirahat sudah habis waktunya, tidak mengapa aku tidak merasa kecewa akan hal itu, karena memang sudah sewajarnya tidak sampai selesai sebab waktu yang tersedia hanya sebentar saja.
Kami melihat jam dinding yang ada di dinding kelas. Jam menunjukkan pukul 09 : 50. Saatnya kami mengakhiri permainan dan segera menuju ke bangku kami masing-masing untuk mempersiapkan diri mengikuti pelajaran berikutnya. Aku dan ketiga temanku setelah mempersiapkan buku dan alat tulis diatas meja, kami lanjut bercerita, dan bercanda bersama sembari manunggu guru datang kekelas kami.
Setelah itu selang waktu 5 menit guru masuk kedalam kelas kami, jadwal nya adala mata pelajaran Kewarganegaraan dimana mata pelajaran ini diampu oleh walikelas kami sendiri yaitu, Bpak.Tuhiran, beliau adalah sosok yang inspirativ, penyayang, humoris, baik dan berwibawa. Kami selalu merasa senang jika belajarr dengan beliau, karena sangking asyiknya waktu beljar dengan bapak Tuhitan terasa sangan cepat dan singkat. Walaupun sebenarnya dursasi waktu yang diberikan setiap pelajaran sama saja. Namun tersa cepat pada saat belajar dengan bapak.Tuhiran.
 seperti biasa kami mengikuti pelajaran dengan tertib dan baik. Sama seperti pelajaran sebelumnya saat waktu pelajran hampir selesai bapak memberikan pekerjaan rumah kepada kami. Kami pun dengan senag hati menerimanya. Setelah selesai memberikan tugas. Selang tiga menit waktu terkhir kami diberikan motivasi –motivasi kecil berrupa nasehat. Setelahnya kami mulai berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas sebagai penutupan pembelajaran dan sebagai bentuk rasa syukur kami terhadap rahmat dan hidayah yang selama ini diberikan kepada kami, tidak lam loceng berbunyi tanda pulang sekolah. Kami segera berbaris dengan tertib untuk bersalaman.
Aku dan Ainun pulang menunggu jemputan dari ibu kami, Eva syang sudah ditunggu ibunya lantas pulang duluan, sedangkan Dwi dia pulang dengan sepedanya. Aku dan Ainun menunggu smbil berjalan menuju Rumah, karena bnyak anak-anak lain yang berjalan kaki juga smbil menunggu jemputan.
Pada saat aku dan ainun berjalan bersamakami tidak sengaja melihat salah satu sahabat kami yaitu Dwi, sedang menuntun sepeda dan berdampingan dengan seorang perempuan. Setelah aku dan Ainun amati bersama ternya perempuan itu adalah adik kelas kami yang duduk dibangku kelas III, mereka terlihat snagat akrab dan bercanda bersama sepanjang jalan, Aku dan Ainun merasa cemburu dan tidak percaya, ternyata salah satu sahabat kami ada yang menghianati kami bersahabtan dengan orang selain kami, kami sangat merasa kecewa, Dwi tega memecah persahabatan dibelkang kami dengan perempuan itu. Kami berdu tidak terima akan hal itu, kami tidak iinin Dwi punya sahabat lain selain dari kami bertiga. Akhirnya aku dan Ainun memutuskan untuk menghampiri mereka yang sedang asik bercanda.
Kami berjalan dengan cepat supaya cepat smpai ke pada mereka,dengan muka kesal dan penuh dengan kecurigaan. Setelah kami menghampiri mereka berdua kami meluapkan kekesalan kami kepda Dwi yang tega membagi persahabatan dengan perempuan yang sedang bersamanya kami menanyakan siapa perempuan itu, dan Dwi pun menjawab bahwa perempuan itu adalah sahabatnya. Aku dan Ainun sangat kesal mendengar hal itu, kemudian aku mengatakan bahwa kami kecewa, karna Dwi telah bersahabat dengan orang lain selain kami, dan kami berdua cukup tau akan sikap Dwi terhadap persahabatan. Kemudian yang kami lakukan seteklahnya adalah kami meluapkan kekesalan dengan menjenggung kepala Dwi didepan temannya itu, lalu temanya membela Dwi.namun kami tidak menghiraukannya. Lantas kamipun segera pergi meninggalkan kedua nya dengan wajah yang sangat kesal dan amarah.
Setelah kejadian itu aku dan Ainun membenci Dwi. Keesokan harinya. Pagi itu hari selasa, aku Ainun dan Eva sudah berdaa dikelas, lantas kamipun meceritakan kejadian itu kepada Eva, bahwa Dwi telah menghianati persahabatan kita, kemudia Eva juga ikut membenci Dwi, setelah selesai bercerita tidak lama Dwi datang, duduk dan meletakkan tasnya. Kemudian kami bertiga bepaling muka. Lalu dwi bertanya ada apa dengan kami yang tiba-tiba cuek terhadapnya. Tidak seorangpun dari kami bertiga yang menjawab pertanyaan Dwi.
Akhirnya Eva bilang bahwa kami bertiga kecewa kepada Dwi karena telah menghianati persahabatan kami. Lantas Dwi mulai menjelaskan kepada kami tentang hal yang membuat kami marah terhadapnya. Dwi menjelakan bahwa sahatnya yang bersamanya kemaren itu adalah sahabat sedari kecil yang selalu bersamanya, dan itu adalah sahabat yang pertama kali sebelum Dwi mengenal kami bertiga, lantas Dwi menjelaskan bahwa dia tidak bisa memilih persahabatan diantara kami karena baginya kita sema adalah sosok sahabat sejati baginya. Tidak mungkin akan mengorbankan persahabatannya. Karena berjalan nersama itu lebih baik dari pada  hanya dengan satu pihak. Mendengar penjelasan itu lantas membuat kami merasa bersalah akan apa yang telah kami lakukan kepada Dwi pada pagi itu. dan kejadian pulang sekolah itu yang membuat aku dan Ainun malu melakukan hal yang sangat tedak beaik tehadap Dwi. Akhirnya kami bertiga meminta maaf kepada Dwi. Dan Dwi pun memaklumi dan memaafkan kami bertiga. Dwi pun juga meminta maaf kepada kami karena tidak pernah menceritakan sahabat kecilnya kepada kami. Dak kita pun saling memaaafkan satu sama lain. Setelah kejadian ini kami pun kembali berbaikan dan tetap menjadi sahabat.
Sekian cerita pendek dari aku semoga dpat bermanfaan dan bisa diambil hikmahnya.


1.      Tokoh

-          Ibu
-          Eva
-          Dwi
-          Ainun
-          Ibu Aina
-          Bapak Tuhiran
-          Sahabat Dwi

2.      Perwatakan Tokoh

-          Ibu
·         Baik
·         Sabar
·         penyayang
·         perhatian
-          Eva
·         Baik
·         perhatian
-          Dwi
·         Baik
·         Sabar
·         perhatian
-          Ainun
·         Baik
·         Husnuzon
·         Gampang terpancing emosi
-          Ibu Aina
·         penyayang
·         tegas,
·          disiplin waktu.
-          Bapak Tuhiran
·         Inspirativ
·         Penyayang
·          Humoris
·          baik
·         Berwibawa
·          
-          Sahabat Dwi
·         Baik
·         sabar

3.      Urutan kejadian
-          Pengenalan tokoh: Ibu
Eva,Dwi,Ainun,Ibu Aina,Bapak Tuhiran,Sahabat Dwi
-           
-          Konflik            : Aku dan Ainun memarahi DWI di depan sahabatnya
-          Klimaks           : aku dan Ainun menjenggung kepala Dwi dan
meninggalkannya
-          Penyelesaian: Dwi menjelaskan kepada kami kebenarannya
-          Sentakan akhir: akhirnya kamipun saling memaafkan satu sama lain
4.      Latar
-          Rumah
-          Sekolah
-          jalan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar