Halaman

Selasa, 08 Oktober 2019

Cerpen Masa SD “ MANDI SUNGAI “


Nama:  ervin apip widiawan
Nim: A1D118082
Ruang: r004


“MANDI SUNGAI”

Salam kenal kawan kawan, dan selamat  membaca. Saya menuliskan cerita dari pengalaman pribadi saya pada masa kecil saya sewaktu masih sekolah dasar.
Waktu aku masih kecil aku setiap waktu pulang sekolah, aku dan kawan kawanku pasti berencana untuk pergi ke sungai yang tidak jauh dari rumahku dan dekat sekolahku. Hampir setiap harinya aku dan kawan kawanku pergi ke sungai itu untuk mandi bareng. Seperti belum lengkap saja jika tak pergi bersenang senang sepulang sekolah bersama sama.
Hari itu aku mengajak anang, “nang ke sungai yuk” kata aku, “haaa ayooookkkk” anang membalas ajakanku “sekalian ajak kawan kawan yang lain anang, alim, wawan, riki, rian, nur juga ajak pip”.
Ada saja agenda rutinitas bersama kawan kawanku yaitu permainan permainan di sungai itu
Yaaa “bermain perang perangan dengan senjata sederhana yaitu lumpur lumpur yang di kepal kepal dan di lempar lemparkan ke kelompok musuh tentu kami punya kawan yang lumayan banyak bukan, yaaa kami biasanya membagi dua kelompok di permainan itu dengan jarak yang sudah di tentukan sesuai keadaan sungai.
Kemudian kelompok peperanganku bersama beberapa orang kawanku yaitu “anang, alim, wawan, riki, rian, nur”.
“seraaaaaaaaang” kata si anang, di ikuti kawan yang lainnya, mulai menyerbu melempari menyerang yang tak lain senjata kami lelumpuran sungai yang seru tak lupa pula kawan sekaligus lawan dalam permaianan itu pun mulai ikut menyerbu kelompok kami juga, tak ada benteng persembunyian kami hanya saja kami di tuntut untuk pandai mengelak dalam serangan serangan lumpur ari lawan kami, ketika salah satu dari klompokku mendapati melemparkan lumpur dan terkena bagian tubuh lawan kami sangat gembira dan mulai mengejek dengan tertawaan lepas kami,ada yang kena kepala, muka, tangan, perut.
Walupun kami saling mengejek dan saling mentertawanakan tapi kami tidak pernah saling dendam dan  mulai bermusuhan, hal itu tak pernah terjadi pada kami.
 Sampai suatu hari saat dimana hari itu aku dan kawan kawan sangat asik sekali mandi dan  bermain main di sungai itu dengan bermain perang perangan kemudian saling adu ktahanan napas di dalam air dan permaian lainya sampai hingga hari larut senja sore hari.
Hari itu tak sadar kami bahwa kami menjadi bahan carian orang tua masing masing dengan sangat cemas ayahku mencari kesana kemari sampai kembali ke sekolahku dan menanyakan kepada guru, sampai didapati aku di jemput ke sungai dan di ajak lah aku untuk bergegas pulang.
Dengan perasaan takut segan pada ayahku yang tampak kesalpun aku ikut ayah pulang, sesampainya di rumah aku di tanya dan di marahi karna lupa waktu hingga senja sore tadi, aku hanya berdiam diri karna merasa takut, kemudian di perintahkan aku mandi dan makan kemudian belajar.
Malam itu aku di marah dan di nasihatin ayahku, “lain kali kalo mau main kemana sepulang sekolah, ya pulang lah dulu ganti baju makan siang dulu” ujar ayahku, dengan takut aku hanya menganggukan kepalaku saja.
“dicariin kemana mana ga ada, ke tempat si firman ga ada juga, sampe ke sekolah dan tak tanyain ke gurumu pun tak tau juga, bapak mikir aja pasti pergi main ke sungai ini anak”  kata ayah.  Hanya diam dan dian aku sangat takut pada ayahku.
Pagi hari seperti biasanya berangkat kesekolah di antar sama ayahku sambil bilang “nanti kalo udah pulang, langsung pulang jangan kemana mana lagi ya” dan “iya pak” jawabku.
Sesampainya di sekolah aku ditanya oleh guruku yang kemarin sore di tanya ayahku “apip kemarin kemana kamu kok sampe di cariin ayahmu kemana mana”
“main ke sungai pak sama kawan kawan” jawabku malu, “lain kali jangan diulangin seperti itu ya” kata pak guruku “jangan bikin orang tua cemas anaknya gak pulang pulang ya”, “ iya pak” jawabku.
Baiklah dekin dulu ya kawan cerita dari pengalaman pribadi saya pada masa kecil sewaktu masih sekolah dasar, adapun pesan pesan yang ada bisa menjadi pelajaran kita bersama hingga kita dewasa, masa kecil memang penuh banyak kesan yang takbisa dilupakan dan diulang kembali melainkan mengenang yang kita bisa. Sekian terimakasih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar