Halaman

Selasa, 08 Oktober 2019

Cerpen Masa SD “Guruku Idolaku “






 Afrilya Nainggolan. A1D118136.

PGSD, FKIP, UNIVERSITAS JAMBI.

Guruku Idolaku

            Hari ini adalah hari pertama Lia masuk sekolah. Lia sangat bahagia dan bersemangat untuk sekolah. Lia duduk di kelas VI A. Lia mendapatkan kelas yang sama dengan sahabat kecilnya yaitu Arta.
            Kring kring kring, lonceng pertama berbunyi menandakan kegiatan pembelajaran akan dimulai. Siswa-siswi pun bergegas masuk kedalam kelas. Begitu juga dengan wali kelas VI A. Wali kelas VI A bernama Bapak Damanik. Bapak Damanik adalah salah satu guru di SD Negeri 74 / V Parit Gompong yang telah mengajar selama puluhan tahun. Bapak Damanik merupakan salah satu guru favorit di SD Negeri 74 / V Parit Gompong yang tegas dan bijaksana. Diawal pembelajaran, Bapak Damanik menghabiskan waktu untuk mengajak siswa-siswi berkenalan satu sama lain.
            Kring kring kring, lonceng kedua berbunyi menandakan waktu istirahat telah tiba. Lia dan Arta pun bergegas pergi ke kantin untuk membeli makanan. Setelah itu, Lia dan Arta bermain dan berlari kesana-kemari. Tiba-tiba ada seorang siswa yang jahil, siswa itu bernama Putra. Putra mendorong Lia hingga Lia terjatuh. Lia menangis kesakitan. Lalu Arta menyuruh Putra untuk meminta maaf kepada Lia. Putra enggan meminta maaf kepada Lia bahkan Putra langsung berlari meninggalkan Lia dan Arta.
            Kring kring kring lonceng kembali berbunyi menandakan waktu istirahat telah berakhir. Dengan rasa sedih Lia dan Arta memasuki kelas. Ketika  pembelajaran akan dimulai, tiba-tiba Arta menghampiri Bapak Damanik. Arta mengatakan kepada Bapak Damanik mengenai perlakuan Putra kepada Lia. Bapak Damanik langsung menghampiri Putra yang berada tepat disamping kanan Lia. Lalu Bapak Damanik mengajak Putra ke tempat duduk Lia untuk meminta maaf. Akhirnya Putra pun meminta maaf kepada Lia sebaliknya Lia pun memaafkan Putra. Setelah itu pembelajaran pun dimulai.
            Pelajaran pertama yang akan dipelajari adalah pelajaran Matematika. Lia sangat tidak suka dengan pelajaran Matematika karena menurut Lia itu adalah pelajaran yang sangat sulit. Bapak Damanik mulai menjelaskan dengan strategi pembelajarannya dan mengajak siswa-siswi bermain sambil belajar. Siswa-siswi merasa nyaman hingga memberikan respon yang baik terhadap pembelajaran tersebut. Detik demi detik berlalu, ternyata Lia pun mulai tertarik dengan Matematika.
            Tiba saatnya Bapak Damanik memberikan tugas latihan. Dengan waktu 30 menit Lia, Arta dan teman-teman sekelasnya mengerjakan tugas latihan tersebut. Tak lama kemudian, waktu habis dan tugas latihan pun dikumpulkan. Ternyata nilai yang tertinggi adalah nilai Lia, yaitu 95. Lia sangat bahagia. Bahkan ketika Bapak Damanik menutup pelajaran pun, rasanya Lia ingin segera bergegas meninggalkan sekolah dan menemui ibunya dirumah. Setibanya dirumah, Lia menunjukan nilai yang telah ia dapatkan. Ibunya pun sangat bangga.
            Keesokan harinya, Bapak Damanik mengajak siswa-siswi untuk mengulas kembali mengenai pembelajaran sebelumnya. Setelah itu, Bapak  Damanik pun melanjutkan pembelajaran berikutnya. Bapak Damanik kembali memberikan tugas latihan kepada siswa-siswi kelas VI A. Ternyata kali ini, nilai Putra menjadi nilai yang tertinggi, yaitu 98 sedangkan nilai Lia 93. Lia sedih. Namun Lia tidak putus asa. Dengan penuh semangat, Lia mengulangi setiap pelajaran sekolahnya dirumah.
            Bapak Damanik mulai menyadari tingginya tingkat persaingan kemampuan seluruh siswa-siswinya. Tepat pada tanggal 26 Agustus 2015, Olimpiade Matematika dibuka. Kepala sekolah meminta Bapak Damanik memilih salah satu siswa-siswinya untuk mengikuti Olimpiade Matematika. Dengan senang hati Bapak Damanik menguji kemampuan seluruh siswa-siswi kelas VI A dengan memberikan latihan soal. Siapa yang mendapatkan nilai tertinggi, dialah yang berhak terpilih untuk mengikuti olimpiade tersebut.
            Lia sangat bersemangat dan penuh antusias mengerjakan soal-soal yang diberikan Bapak Damanik. Lia percaya bahwa Lia akan menjadi salah satu siswa-siswi yang akan mengikuti Olimpiade Matematika. Hasil yang dikerjakan, dikumpulkan kepada Bapak Damanik. Kemudian Bapak Damanik langsung menilai. Jantung Lia sangat berdegup kencang. Sesaat kemudian, Bapak Damanik berdiri dan mengumumkan bahwa nilai yang tertinggi adalah nilai Lia dan Putra yaitu 93. Oleh karena itu, Lia dan Putra harus bersaing kembali. Putra kembali kesal ternyata Lia menjadi saingannya dikelas.
            Kembali lagi Bapak Damanik memberikan latihan soal untuk Lia dan Putra. Siapa diantara mereka yang mendapatkan nilai tertinggi, dialah yang berhak mengikuti Olimpiade Matematika tersebut. Dengan jantung berdegup kencang, Lia berusaha fokus mengerjakan soal-soal yang diberikan Bapak Damanik. Tak terasa waktu pun habis, hasil yang dikerjakan oleh Lia dan Putra akan dinilai langsung oleh Bapak Damanik. Tidak lama kemudian, Bapak Damanik langsung mengumumkan bahwa nilai tertinggi diraih oleh Lia yaitu 100 dan nilai Putra 95. Sungguh persaingan yang sangat ketat. Putra menjadi semakin kesal terhadap Lia. Putra akan menunjukan bahwa Putralah yang akan mendapatkan ranking pertama dikelas. Berbanding terbalik dengan perasaan Lia. Saat ini Lia sangat bahagia. Bahkan Lia langsung memberi tahu ibunya. Ibunya turut bangga terhadap prestasi Lia.
            Untuk mempersiapkan Olimpiade Matematika diberikan waktu 3 hari. Lia sangat bahagia karena Lia akan belajar bersama Bapak Damanik yang sekarang menjadi idolanya. Ketika memasuki ruang khusus untuk private pelajaran matematika, Bapak Damanik mengatakan kepada Lia bahwa ada guru baru yang akan mengajarkannya karena masa jabatan Bapak Damanik akan segera berakhir. Lia terdiam dan tertunduk sedih. Rasanya segala harapan musnah seketika.
            Melihat kesedihan Lia, Bapak Damanik mengatakan kepada Lia bahwa Lia bisa memenangkan Olimpiade Matematika ini. Lia bisa karena Lia mempunyai semangat yang luar biasa. Mendengar Bapak Damanik mengatakan kalimat tersebut, Lia langsung memeluk Bapak Damanik dan menangis. Lia mengatakan terima kasih banyak untuk seluruh ajaran yang telah diberikan, dari awal Lia tidak suka pelajaran matematika hingga sekarang Lia menjadikan matematika sebagai pelajaran favoritnya. Lia berjanji Lia akan membuat Bapak Damanik bangga. Mendengar hal itu, Bapak Damanik hanya dapat tersenyum bahagia.

 Afrilya Nainggolan. A1D118136.
PGSD, FKIP, UNIVERSITAS JAMBI.
Unsur - Unsur Intrinsik
Guruku Idolaku
1.    Tema
Tema yang diangkat dari cerita pendek yang berjudul “ Guruku Idolaku” merupakan tema dari kisah pribadi pengarang sendiri.

2.    Tokoh dan Penokohan
·         Lia                              : Berperan sebagai pemeran utama di dalam                                      cerita pendek “ Guruku Idolaku ” (Protagonis).
·         Arta                            : Berperan sebagai sahabat kecil Lia atau si                            pemeran utama (Protagonis).
·         Putra                          : Berperan sebagai teman sekelas Lia atau si                                      pemeran utama yang jahil (Antagonis).
·         Bapak Damanik         : Berperan sebagai guru yang diidolakan oleh                                     Lia atau si pemeran utama (Protagonis).

3.    Alur / Plot
Alur / plot yang digunakan dalam cerita pendek yang berjudul “ Guruku Idolaku ” adalah alur maju karena cerita pendek ini menggambarkan jalan cerita yang urut dari awal perkenalan tokoh, situasi lalu menimbulkan konflik hingga puncak konflik dan terakhir penyelesaian konflik.
·         Kejadian pertama adalah siswa-siswi saling berkenalan.
·         Kejadian kedua adalah menunjukan situasi pemeran yang protagonis dan antagonis di dalam cerita dengan cara mengeluarkan sifat tokoh ketika lonceng berbunyi menandakan jam istirahat.
·         Kejadian ketiga adalah pemeran antagonis mencari konflik kepada pemeran protagonis dengan cara mendorong pemeran antagonis.
·         Kejadian keempat adalah puncak konfliknya dimana terdapat persaingan prestasi hingga kehilangan orang yang berarti.
·         Kejadian kelima adalah penyelesaian konflik dengan mencoba menerima keadaan.

4.    Latar / Setting
·         Latar waktu                 : Pagi hari.
·         Latar tempat                : Sekolah.
·         Latar suasana             : Bahagia berujung menjadi kesedihan.

5.    Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam cerita pendek yang berjudul “ Guruku Idolaku ” adalah sudut pandang orang ketiga karena menggunakan nama tokoh untuk menceritakan tokoh utama dari cerita tersebut.

6.    Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita pendek yang berjudul “ Guruku Idolaku ” adalah gaya bahasa retorika yang dimana makna cerita tersebut disampaikan secara langsung dalam kalimat.

7.    Amanat
Amanat dari cerita pendek yang berjudul “ Guruku Idolaku ” adalah ketika kita kehilangan sesuatu hal yang berarti, jangan biarkan keputusasaan menghampiri. Namun buktikanlah bahwa kehilangan itu akan memberikan warna yang indah dikehidupanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar