NIM : A1D118016
RESENSI
BUKU
“ MALIN
KUNDANG SI ANAK DURHAKA DAN DONGENG TERKENAL LAINNYA “
JUDUL BUKU : MALIN KUNDANG SI ANAK DURHAKA
PENGARANG : ARYASATYA dan OVRID NOVIDASARI
PENERBIT : LINGKAR MEDIA
TEBAL : 128 HALAMAN
Aryasatya
Ikranegara , didalam buku ini dia mampu menceritakan kembali legenda yang
terkenal di Sumatera Barat yaitu Malin Kundang dan dongeng terkenal lainnya,
Didalam buku ini terdapat 8 dongeng popular.
Buku
yang bergenre fiktif ini yang diceritakan oleh Aryasatya. Salah satu cerita
yang digemari dan yang paling popular adelah cerita Malin kundang, cerita
ini mengisahkan tentang sepasang suami istri yang hidup di daerah Padang
Sumatera barat dan mereka dikaruniai seorang anak yang tampan dan baik yang
bernama Malin Kundang. Mande rubayah begitu nama ibunya ia mempunyai seorang
suami yang sangat bertanggung jawab. Mereka berdua mendidik anaknya dengan
penuh kasih sayang dan dan dididik dengan baik. Ayah dari Malin selalu
mengajari maling cara berlayar agar di kemudian hari nanti ia bisa mencukupi
dirinya sendiri dengan berlayar karena ayah Malin seorang nelayan.
Hingga pada suatu hari ayah Malin tidak pulang dan
tidak pernah pulang sampai malam ini tumbuh hingga dewasa. Ketika dewasa ia
berkeinginan untuk merantau agar nasib keluarganya berubah pada awalnya ibunya
tidak mengizinkan Malin untuk merantau, dan juga malam juga merasa kasihan
untuk meninggalkan ibunya sendirian di kampung, namun karena kesungguhan Malin,
ibunya pun menyetujui dan merelakan Malin pergi merantau. Lama merantau,Malin
menjadi orang yang sukses dan dia pun menikahi anak dari juragan yang kaya raya
di tempatnya bekerja. Setelah sekian lama ia pun berkeinginan untuk pulang ke
kampung halamannya. setibanya disana Malin dikejutkan dengan adanya seorang
wanita tua renta dan sangat kumal, yang mengaku sebagai ibu Malin. Malin pun
marah dan menghargai ibu tua itu, iya tak percaya itu ibunya. Karena ibunya telah
murka, dan marah ibunya pun mengutuk Malin. Ketika Malin di perjalanan pulang
kutukan si ibu ini menjadi kenyataan dan Malin menjadi sebuah batu dengan
posisi sujud.
Buku ini karya aryasatya ikranegara merupakan cerita
rakyat dari berbagai daerah di Indonesia yang didalamnya ada delapan cerita
rakyat. Penyebabnya menceritakan legenda dan dongeng yang terkenal. Bahasa yang
digunakan pun sangat mudah untuk di cerna anak-anak dan alurnya pun jelas. dan
ada pula hal-hal yang terjadi diluar akal logika manusia seperti cerita timun
mas dia melempar kan benda-benda yang diberikan oleh Petapa kepada raksasa, di
mana benda tersebut berubah menjadi timun, air laut, hingga lumpur yang dapat
menjadikan raksasa tersebut tertelan ke dalam lumpur itu. Cerita yang paling menarik
dibahas dalam buku ini adalah Malin Kundang si anak durhaka dan di sini juga
kita dapat mengambil amanat terutama untuk pembelajaran anak-anak untuk selalu
menghormati orang tua.
Kelemahan buku karangan aryasatya ikrnegara adalah
buku ini ini memiliki gaya bahasa yang membosankan untuk dibaca dan buku ini
hanya cocok untuk anak-anak dan menurut saya untuk siswa SMP dan SMA buku ini
tidak terlalu digemari. Di dalam buku ini terdapat banyak gambar tetapi warna
buku yang kurang terang membuat buku kurang menarik untuk dibaca oleh anak-anak
karena anak-anak sangat gemar sesuatu yang menarik buat warna dan cerah. Bahkan
di dalam buku ini terdapat beberapa gambar yang menurut anak-anak sedikit
menyeramkan dan kertas yang digunakan
tipis sehingga mudah robek. dan ada beberapa perkataan dialog yang
sedikit kasar yang bisa jadi dapat ditirukan oleh anak yang membaca cerita ini.
Kelebihan buku ini terletak pada gambarnya dengan
adanya gambar dan buku yang berwarna si pembaca lebih dapat berimajinasi dan
tentunya sangat menarik minat pembaca. Warna yang digunakan dalam buku ini juga
tidak monoton banyak gambar dan juga gambarnya berbeda-beda ada di setiap
babnya. dan yang paling penting adalah walaupun sedikit membosankan namun dalam
segi bahasa yang dipakai dalam buku ini tidak ambigu atau bermakna ganda dan
dapat mudah dimengerti oleh pembaca.
Tahun terbit dan kota terbit nya mana
BalasHapus