Nim : A1D118078
KUKUKU YANG COPOT
Pagi ini cuaca sangat bersahabat, sabtu ini ada kegiatan gotong royong di
sekolah. Aku sekolah di SD 123/VI SIDORUKUN, sekolahan itu tak jauh dari
rumahku,
kira-kira 1 km. pakaian sabtu ini menggunakan pakaian olahraga, karena akan diawali dengan senam
terlebih dahulu,. Sebelum berangkat sekolah seperti bisa harus mandi terlebih
dahulu, sembari ibuku menyiapkan pakaian dan sarapan untukku. Setelah selesai
mandi ibuku memakaikan baju seragam olahragak sekolah. Kemudian ku lanjutkan
dengan sarapan pagi, tak lupa sebelum berangkat sekolah meminta uang jajan
kepaada ibu dan kemudian salam mencium tangan ibu dan bapak.
Pagi ini aku berangkat menggunakan sepeda, dengan angin sepoi-sepoi membuat
rambut yang di ikat rapi terhembus angin jadi sedikit tidak rapi lagi. Kemudian
terdengar suara memanggil namaku ternyata suara itu adalah Dwi. Dia sahabatku
dari kecil dan masuk di SD disini. Kami satu kelas. Dwi menyapaku “ kamu bawa
alat apa untuk gotong royong nanti ?”.
Akupun menjawabnya “ aku bawa kain lap untuk membersihkan kaca kelas
“. Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju kesekolah. Seperti yang ku
bilang tadi, sebelum gotong royong di awali dengan senam pagi terlebih dahulu,
supaya tubuh kami semua sehat.
Setelah selesai senam, kami semua diarahkan untuk segera bersih-bersih
kelas dan halamannya. Tanpa berpikir
panjang kami mengerjakan tugas yang telah di intruksikan. Aku membersihkan kaca
kelas dan sahabatku Dwi menyapu halaman depan kelas. Hingga saatnya mengepel lantai kelas. Ketika
mengepel lantai kelas kami semua bermain-main air, hingga semua baju kami pun
basah, termasuk bajuku.
jam telah menunjukkan pukul 12.30 WIB kami semua di arahkan untuk berbaris
kembali dan selanjutnya pulang kerumah masing-masing.
Tetapi aku,Dwi,Ferdi,Irul,Andre,Indra,Ipan,Fenji tidak pulang kerumah
karena pakaian kami basah, takutnya nanti di marah sama orangtua. Dan kami
putuskan untuk main-main dulu di sekolah.
Kali ini kami akan main serampang sandal, permainan ini menggunakan sandal
yang sebelah kanan saja, kemudian sandal yang sebelah kiri kami gunakan untuk
melempar. Susunan sandal sebelah kanan disusun bertumpuk hingga berdiri semua.
Setelah itu, kami hompimpa menentukan siapa yang akan main terlebih dahulu. Aku
melempar dengan urutan ke-dua, Dwi urutan ke-empat, Ferdi urutan ke-tiga, Irul
urutan ke-satu, Andre urutan ke-delapan, Indra urutan ke-tujuh, Ipan urutan
ke-enam, dan Fenji urutan ke-lima.
Setelah mendapatkan urutan masing-masing dimulailah permainannya dengan
mengambil jarak yang agak jauh dari sasaran. Irul, Aku, Ferdi, dan Dwi sudah
melempar selop kami, namun tidak ada yang bisa mengenai sasaran, kami pun mersa
geram. Hingga giliran Fenji yang melempar. Ketika itu posisiku berdiri di
belakang tumpukan sendal itu, hingga pada saatnya Fenji melempar sendalnya. Dan
kemudian mengenai sasaran hingga dia kegirangan dan senang.
Tetapi sendal tersebut mengenai jempol kaki sebelah kiriku hingga kukunya
terbuka dari kulitnya. Seketika itu langsung keluar darah banyak dari jempol
kakiku. Awalnya tidak berasa apa-apa, tetapi lama kelamaan berasa sakit dan
pedih. Kemudian semua temanku mendatangiku dan melihatnya, semuanya panik tak
tentu arah, karena tidak ada orang kecuali kami. Aku pun menangis kesakitan,
semakin panik mereka semua. Mereka meniup-niup kakiku yang sakit. Lalu Dwi
menyuruh Ferdi untuk memanggil orangtua ku. Tapi aku tidak mau karena takut
dimarahi. Lalu Dwi berkata “ tidak apa-apa, tidak akan di marahi, kami semua
bertanggung jawab”. Akupun hanya bisa menangis kesakitan.
Kemudia Ferdi pergi menggunakan sepedaku dengan tergesa-gesa memanggil
orang tuaku. Tak lama kemudian orangtua ku pun datang, mereka melihat aku yang
sudah menangis dan bertanya kepada teman-temanku apa yang telah terjadi. Tanpa
berpikir panjang bapakku langsung mengankatku dan membawaku ke puskesmas
terdekat untuk segera di obatkan.
Semua teman-temanku mengikutiku ke puskesmas, dan melihat ketika aku di
obatin. Setelah di obatin dan jari kaki jempolku di perban. Aku tidak bisa
jalan karena terasa sakit. Kemudian bapakku menggendongku dan menaikkanku ke
motor. Ibuku memegangku dan membawakan tasku. Temanku ikut sampai kerumah dan
membawakan sepedaku.
Karena bajuku basah ketika di sekolahan, ibuku langsung menggantikan dengan
baju yang kering. Teman-temanku masih berada di rumahku, melihat bagaimana
dengan kondisiku. Lalu Irul bertanya “ sakit tidak ?”. aku pun menjawab “ ya
sakit lah....”. Indra pun mengejekku “ masak badan besar tapi cengeng,
hahahaha........”. Dwi pun menjawab “ ya jelas nagis lah, aku aja kalau seperti
itu juga akan nangis. Coba kamu kayak gitu pasti nangis juga kan ? “. “ enggak
kok” jawab Indra. “ huuuuuuu.... bohong. Kamu aja jatuh dari sepeda nangis,
gitu ngejek orang”. Ejek Dwi untuk Indra. Mereka berdua saling ejek mengejek.
Tetapi teman yang lain mengamati jari jempolku yang di perban. Fenji pun
berkata “ sakit banget ya?” akupun menjawab dengan menganggukkan kepala.
Kemudian Fenji berkata lagi “ maaf ya aku tidak sengaja tadi..... “. Dengan
perasaan sedih dia menyampaikan permintamaafan karena telah salah. Akupun
menjawa “ tidak apa-apa... itu hanya sebuah permainan saja dan mungkin ini
musibah kecil untukku. Salah ku juga kenapa berdiri di belakang tumpukan sendal
ketika kamu melempar”. Sambil tersenyum aku menjawabanya. “ iya aku minta maaf
ya aku salah “. Kata Fenji.
Kamipun bencanda gurau di rumahku sambil memakan jajan yang dibelikan
ibuku. Hingga waktu sore telah tiba, mereka semua pulang kerumah masing-masing
dan pamit dengan orangtua ku. Malamnya jariku terasa sakit sekali, kemudian
ibuku membuka perbannya dan mengobatinya lagi, lalu di tutup lagi dengan perban
yang baru. Dan akupun tidur di temani dengan ibu ku tercinta.
Hari minggu, bisa aku gunakan untuk istirahat di rumah karena tidak masuk
sekolah. Aktivitas ku lakukan hanya tiduran di kasur yang di letakkan di depan
Tv agar aku tidak bosan.
Keesokan harinya, aku tidak masuk sekolah karena jari jempol kakiku masih
sakit. Lalu bapakku membuatkan surat izin sakitku, dan mengantarrkannya ke
sekolah. Aku tidak bisa beraktivitas apa-apa, hanya tiduran di kasur , mau
makan minum diambilkan, mau kekamar mandi di temenin ibu. Hhhmmmm.... membosaankan.
Tiba-tiba datang teman-teman satu kelas ke rumahku. Aku senang sekali.....
Dan akupun bertanya “ kok kalian semua sudah pulang? Inikan masih jam 09.30
WIB”. “ Guru semua ada rapat hari ini, jadi kami dipulangkan”. Jawab Ipan.
Mereka menanyakan apa yang terjadi kepadaku dan akupun menjawanya. Setelah lama
bercerita dan mengobrol dengan teman-teman ku, satu persatu mereka pulang,
hingga tersisa teman-temanku yang kemarin. Seperti biasa mereka menunggu ku dan
bermai-main sambil menonton TV. Mereka semua di ajak ibuku untuk makan bersama,
dan mengiyakan. Semua makan bersama denganku, aku senang sekali teman-temanku
ini sangat bai denganku. Setelah makan mereka semua mulai baring-baring di
tikar dan ada juga yang tertidur. Ketika semuanya tidur, akupun ikut tidur.
Sore telah tiba, mereka semua terbangun dengan malas-malasan. Akupun sudah
bangun dari tadi karena kakiku masih terasa sakit sehingga tidurku tidak
nyenyak. Mereka semua bersiap-siap untuk pulang.
Rumah terasa kembali sepi, hanya terdengar suara TV dan kendaraan yang
lewat. Aku merasa bosan, ingin sekali aku bermain-main sepeda di luar sana.
Tapi karena kondisi jari jempol kakiku yang masih sakit sehingga sulit untuk
mengayuh sepeda. Aku hanya terdian dan termenung dengan kebosananku, dan hanya
bisa menonton TV.
Malamnya aku memaksakan untuk berjalan sambil memegang dinding untuk pergi
ke kamar mandi, itu senua ku lakukan dengan sekuat tenaga. Ternyata capek dan
sakit juga. Karena tidak kuat untuk kembali lagi akhirnya aku memanggil ibuku,
dan membantuku untuk kembali kekasur dan beristirahat.
Keesokan harinya saat hari selasa aku belum masuk sekolah. Pagi itu
jadwalnya untuk membuka perban. Ibuku membawaku ke puskesmas terdekat dai
rumah. Di sana ibu bidan melepasnya secara pelan-pelan, itu membuat jari jempol
kakiku terasa sakit. Setelah di lepas kemudia ibu bidan mengobatinya lagi. Kata
ibu bidan “ ini kukunya sudah mau copot, apa mau di gunting aja biar nggk
infeksi?”. Mendengar itu akupun ketakutan, bagaimana rasanya nanti ketika
digunting. Semakin panik aku. Lalu ibuku bilang “ ya gunting aja buk, dari pada
nanti terjadi apa-apa, kan tambah sakit.” Ibuku sudah berkata seperti itu,
akupun menangis terisak-isak karena takut.
Tak lama dari itu, ibuk bidan menyiapkan segalanya. Kemudian menyuntikkan
bius agar tidak sakit ketika kukunya di potong nanti. Terasa sedikit sakit
ketika disuntik, kemudian di biarkan sebentar. Dan setelah itu tiba waktunya
untuk di potong kukunya. Tidak berasa apa-apa memang. Aku juga melihat
bagaimana kukuku di potong sedikit takut dan cemas, tapi sudahlah serahkan saja
kepada ibuk bidan.
Setelah selesai kukuku terlihat lucu sekali, hanya ada sebagian kuku yang
tersisa. Dan tampak terlihat daging yang menonjol. Setelah selesai semua
kemudian aku dan ibuku pulang ke rumah.
Aku sudah bisa berjalan walaupun masih sedikit sakit, ketika aku bosan
tiduran saja. Aku mencoba untuk bermain sepeda, awalnya tidak boleh dengan
ibuku tapi aku memaksakannya kalau aku sudah sembuh. Ketika senang bermain-main
tak di sadari perbanku ada darahnya, awanya aku membiarkan tapi lama-kelamaan
darahnya semakin banyak. Lalu aku lari dengan pincang memanggil ibuku. Ketika
itu aku dimarahin karena bandel dibilangin. Aku hanya bisa diam dan merasakan
sakit. Kemudian ibuku membawakan obat-obatan dan langsung membuka perban dan
mengobatinya. Ibuku sangat baik, walaupun terkadang marah tapi itu semua marah
sayang kepada anaknya.
Setelah diobatin aku di suruh duduk dan jangan main sepeda lagi. Akupun
mengiyakannya. Kemudian ibuku mengambilkan makan siang untukku dan obat untuk
minum setelah makan. Setelah itu semua kemudian aku tidur.
Aku memang bandel ketika apa yang aku ingin tidak boleh, makanya ku lakukan
karena bosan. Tapi ibuku tersayang memang terbaik. Dia menginginkan anaknya
sehat dan baik-baik saja.
Setelah beberapa hari tidak sekolah, aku merasa rindu dengan teman-temanku.
Karena ibu bilang jangan sekolah dulu hari ini, membuatku semakin rindu dengan
teman-temanku. Kebosanan juga melanda. Aku hanya menonton TV saja. Malamnya aku
bilang dengan ibu ingin masuk sekolah besok karena bosan dan rindu dengan
teman-teman di sekolah. Ibupun membolehkan apa yang aku inginkan, senang sekali
mendengarnya. Akupun memeluk ibuku. Dan berterimakasih kepadanya.
Keesokan harinya, aku siap-siap untuk pergi kesekolah, bersemangat sekali
aku ketika akan berangkat. Kata ibu “ jangan naik sepeda sendiri, di antar sama
bapak”. Mendengar apa yang di bilang ibu , aku langsung lari menuju ke bapak.
Aku berangkat sekolah menggunakan sandal, karena jari kaki jempol kiriku masih
sakit.
Setelah sampai di sekolah aku merasas senang sekali, setelah salam mencium
tangan bapak, aku langsung lari terbata-bata menuju ke kelas. Semua temanku
kaget melihat aku masuk sekolah hari ini. Mereka semua mendekatiku dan
memelukku dengan senang hati. Mereka semua senang aku masuk sekolah. Dan Indra
mengejekku “ nggk nangis lagi nih? Hehehe...” aku hanya tersenyum.
Bel sekolah masuk, ibu guru masuk dan menanyakanku apa yang terjadi. Ibu
guru juga senang aku masuk sekolah hari ini. Kemana-mana temanku selalu
menemaniku agar aku tidak kenapa-kenapa. Semua teman-temanku baik hati kepadaku
dan kepada teman yang lain.
Karena kuku jempol kaki kiriku sakit, tapi lama kelamaan tidak sakit lagi
dan juga tumbuh kuku baru di kuku jempol kaki kiriku, akupun senang.
Terimakasih ibu......
Terimaksih teman-temanku.......
UNSUR-UNSUR
CERITA
1.
Tokoh
·
Reny
sebagai aku
·
Ibu
·
Bapak
·
Dwi
·
Ferdi
·
Irul
·
Indra
·
Ifan
·
Fenji
·
Ibu
bidan
·
Ibu
guru
·
Teman-teman.
2.
Pewatakan
·
Reny
sebagai aku : baik, cengeng, bandel.
(protagonis)
·
Ibu
: baik hati, penyayang (protagonis)
·
Bapak
: baik hati, penyayang (protagonis)
·
Dwi
: baik hati (protagonis)
·
Ferdi
: baik hati (protagonis)
·
Irul
: baik hati(protagonis)
·
Indra
: baik hati, jail. (protagonis)
·
Ifan
: baik hati (protagonis)
·
Fenji
: baik hati (protagonis)
·
Ibu
bidan : baik hati (protagonis)
·
Ibu
guru : baik hati (protagonis)
·
Teman-teman.
: baik hati, penyayang sesama teman. (protagonis)
3. Kejadian
Di sekolah.
4. Alur cerita
Alur maju
5. Latar cerita
Di sekolah, rumah, puskesmas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar