Halaman

Selasa, 08 Oktober 2019

Cerpen Masa SD “ KUKUKU YANG COPOT “


Nama : Reny Diansah Putri
Nim : A1D118078

KUKUKU YANG COPOT
Pagi ini cuaca sangat bersahabat, sabtu ini ada kegiatan gotong royong di sekolah. Aku sekolah di SD 123/VI SIDORUKUN, sekolahan itu tak jauh dari rumahku, kira-kira 1 km. pakaian sabtu  ini menggunakan pakaian olahraga, karena akan diawali dengan senam terlebih dahulu,. Sebelum berangkat sekolah seperti bisa harus mandi terlebih dahulu, sembari ibuku menyiapkan pakaian dan sarapan untukku. Setelah selesai mandi ibuku memakaikan baju seragam olahragak sekolah. Kemudian ku lanjutkan dengan sarapan pagi, tak lupa sebelum berangkat sekolah meminta uang jajan kepaada ibu dan kemudian salam mencium tangan ibu dan bapak.
Pagi ini aku berangkat menggunakan sepeda, dengan angin sepoi-sepoi membuat rambut yang di ikat rapi terhembus angin jadi sedikit tidak rapi lagi. Kemudian terdengar suara memanggil namaku ternyata suara itu adalah Dwi. Dia sahabatku dari kecil dan masuk di SD disini. Kami satu kelas. Dwi menyapaku “ kamu bawa alat apa untuk gotong royong nanti ?”.  Akupun menjawabnya “ aku bawa kain lap untuk membersihkan kaca kelas “.  Kemudian kami melanjutkan  perjalanan menuju kesekolah. Seperti yang ku bilang tadi, sebelum gotong royong di awali dengan senam pagi terlebih dahulu, supaya tubuh kami semua sehat.
Setelah selesai senam, kami semua diarahkan untuk segera bersih-bersih kelas dan  halamannya. Tanpa berpikir panjang kami mengerjakan tugas yang telah di intruksikan. Aku membersihkan kaca kelas dan sahabatku Dwi menyapu halaman depan kelas.  Hingga saatnya mengepel lantai kelas. Ketika mengepel lantai kelas kami semua bermain-main air, hingga semua baju kami pun basah, termasuk bajuku.
jam telah menunjukkan pukul 12.30 WIB kami semua di arahkan untuk berbaris kembali dan selanjutnya pulang kerumah masing-masing.
Tetapi aku,Dwi,Ferdi,Irul,Andre,Indra,Ipan,Fenji tidak pulang kerumah karena pakaian kami basah, takutnya nanti di marah sama orangtua. Dan kami putuskan untuk main-main dulu di sekolah.
Kali ini kami akan main serampang sandal, permainan ini menggunakan sandal yang sebelah kanan saja, kemudian sandal yang sebelah kiri kami gunakan untuk melempar. Susunan sandal sebelah kanan disusun bertumpuk hingga berdiri semua. Setelah itu, kami hompimpa menentukan siapa yang akan main terlebih dahulu. Aku melempar dengan urutan ke-dua, Dwi urutan ke-empat, Ferdi urutan ke-tiga, Irul urutan ke-satu, Andre urutan ke-delapan, Indra urutan ke-tujuh, Ipan urutan ke-enam, dan Fenji urutan ke-lima.
Setelah mendapatkan urutan masing-masing dimulailah permainannya dengan mengambil jarak yang agak jauh dari sasaran. Irul, Aku, Ferdi, dan Dwi sudah melempar selop kami, namun tidak ada yang bisa mengenai sasaran, kami pun mersa geram. Hingga giliran Fenji yang melempar. Ketika itu posisiku berdiri di belakang tumpukan sendal itu, hingga pada saatnya Fenji melempar sendalnya. Dan kemudian mengenai sasaran hingga dia kegirangan dan senang.
Tetapi sendal tersebut mengenai jempol kaki sebelah kiriku hingga kukunya terbuka dari kulitnya. Seketika itu langsung keluar darah banyak dari jempol kakiku. Awalnya tidak berasa apa-apa, tetapi lama kelamaan berasa sakit dan pedih. Kemudian semua temanku mendatangiku dan melihatnya, semuanya panik tak tentu arah, karena tidak ada orang kecuali kami. Aku pun menangis kesakitan, semakin panik mereka semua. Mereka meniup-niup kakiku yang sakit. Lalu Dwi menyuruh Ferdi untuk memanggil orangtua ku. Tapi aku tidak mau karena takut dimarahi. Lalu Dwi berkata “ tidak apa-apa, tidak akan di marahi, kami semua bertanggung jawab”. Akupun hanya bisa menangis kesakitan.
Kemudia Ferdi pergi menggunakan sepedaku dengan tergesa-gesa memanggil orang tuaku. Tak lama kemudian orangtua ku pun datang, mereka melihat aku yang sudah menangis dan bertanya kepada teman-temanku apa yang telah terjadi. Tanpa berpikir panjang bapakku langsung mengankatku dan membawaku ke puskesmas terdekat untuk segera di obatkan.
Semua teman-temanku mengikutiku ke puskesmas, dan melihat ketika aku di obatin. Setelah di obatin dan jari kaki jempolku di perban. Aku tidak bisa jalan karena terasa sakit. Kemudian bapakku menggendongku dan menaikkanku ke motor. Ibuku memegangku dan membawakan tasku. Temanku ikut sampai kerumah dan membawakan sepedaku.
Karena bajuku basah ketika di sekolahan, ibuku langsung menggantikan dengan baju yang kering. Teman-temanku masih berada di rumahku, melihat bagaimana dengan kondisiku. Lalu Irul bertanya “ sakit tidak ?”. aku pun menjawab “ ya sakit lah....”. Indra pun mengejekku “ masak badan besar tapi cengeng, hahahaha........”. Dwi pun menjawab “ ya jelas nagis lah, aku aja kalau seperti itu juga akan nangis. Coba kamu kayak gitu pasti nangis juga kan ? “. “ enggak kok” jawab Indra. “ huuuuuuu.... bohong. Kamu aja jatuh dari sepeda nangis, gitu ngejek orang”. Ejek Dwi untuk Indra. Mereka berdua saling ejek mengejek. Tetapi teman yang lain mengamati jari jempolku yang di perban. Fenji pun berkata “ sakit banget ya?” akupun menjawab dengan menganggukkan kepala. Kemudian Fenji berkata lagi “ maaf ya aku tidak sengaja tadi..... “. Dengan perasaan sedih dia menyampaikan permintamaafan karena telah salah. Akupun menjawa “ tidak apa-apa... itu hanya sebuah permainan saja dan mungkin ini musibah kecil untukku. Salah ku juga kenapa berdiri di belakang tumpukan sendal ketika kamu melempar”. Sambil tersenyum aku menjawabanya. “ iya aku minta maaf ya aku salah “. Kata Fenji.
Kamipun bencanda gurau di rumahku sambil memakan jajan yang dibelikan ibuku. Hingga waktu sore telah tiba, mereka semua pulang kerumah masing-masing dan pamit dengan orangtua ku. Malamnya jariku terasa sakit sekali, kemudian ibuku membuka perbannya dan mengobatinya lagi, lalu di tutup lagi dengan perban yang baru. Dan akupun tidur di temani dengan ibu ku tercinta.
Hari minggu, bisa aku gunakan untuk istirahat di rumah karena tidak masuk sekolah. Aktivitas ku lakukan hanya tiduran di kasur yang di letakkan di depan Tv agar aku tidak bosan.
Keesokan harinya, aku tidak masuk sekolah karena jari jempol kakiku masih sakit. Lalu bapakku membuatkan surat izin sakitku, dan mengantarrkannya ke sekolah. Aku tidak bisa beraktivitas apa-apa, hanya tiduran di kasur , mau makan minum diambilkan, mau kekamar mandi di temenin ibu. Hhhmmmm.... membosaankan.
Tiba-tiba datang teman-teman satu kelas ke rumahku. Aku senang sekali.....
Dan akupun bertanya “ kok kalian semua sudah pulang? Inikan masih jam 09.30 WIB”. “ Guru semua ada rapat hari ini, jadi kami dipulangkan”. Jawab Ipan. Mereka menanyakan apa yang terjadi kepadaku dan akupun menjawanya. Setelah lama bercerita dan mengobrol dengan teman-teman ku, satu persatu mereka pulang, hingga tersisa teman-temanku yang kemarin. Seperti biasa mereka menunggu ku dan bermai-main sambil menonton TV. Mereka semua di ajak ibuku untuk makan bersama, dan mengiyakan. Semua makan bersama denganku, aku senang sekali teman-temanku ini sangat bai denganku. Setelah makan mereka semua mulai baring-baring di tikar dan ada juga yang tertidur. Ketika semuanya tidur, akupun ikut tidur.
Sore telah tiba, mereka semua terbangun dengan malas-malasan. Akupun sudah bangun dari tadi karena kakiku masih terasa sakit sehingga tidurku tidak nyenyak. Mereka semua bersiap-siap untuk pulang.
Rumah terasa kembali sepi, hanya terdengar suara TV dan kendaraan yang lewat. Aku merasa bosan, ingin sekali aku bermain-main sepeda di luar sana. Tapi karena kondisi jari jempol kakiku yang masih sakit sehingga sulit untuk mengayuh sepeda. Aku hanya terdian dan termenung dengan kebosananku, dan hanya bisa menonton TV.
Malamnya aku memaksakan untuk berjalan sambil memegang dinding untuk pergi ke kamar mandi, itu senua ku lakukan dengan sekuat tenaga. Ternyata capek dan sakit juga. Karena tidak kuat untuk kembali lagi akhirnya aku memanggil ibuku, dan membantuku untuk kembali kekasur dan beristirahat.
Keesokan harinya saat hari selasa aku belum masuk sekolah. Pagi itu jadwalnya untuk membuka perban. Ibuku membawaku ke puskesmas terdekat dai rumah. Di sana ibu bidan melepasnya secara pelan-pelan, itu membuat jari jempol kakiku terasa sakit. Setelah di lepas kemudia ibu bidan mengobatinya lagi. Kata ibu bidan “ ini kukunya sudah mau copot, apa mau di gunting aja biar nggk infeksi?”. Mendengar itu akupun ketakutan, bagaimana rasanya nanti ketika digunting. Semakin panik aku. Lalu ibuku bilang “ ya gunting aja buk, dari pada nanti terjadi apa-apa, kan tambah sakit.” Ibuku sudah berkata seperti itu, akupun menangis terisak-isak karena takut.
Tak lama dari itu, ibuk bidan menyiapkan segalanya. Kemudian menyuntikkan bius agar tidak sakit ketika kukunya di potong nanti. Terasa sedikit sakit ketika disuntik, kemudian di biarkan sebentar. Dan setelah itu tiba waktunya untuk di potong kukunya. Tidak berasa apa-apa memang. Aku juga melihat bagaimana kukuku di potong sedikit takut dan cemas, tapi sudahlah serahkan saja kepada ibuk bidan.
Setelah selesai kukuku terlihat lucu sekali, hanya ada sebagian kuku yang tersisa. Dan tampak terlihat daging yang menonjol. Setelah selesai semua kemudian aku dan ibuku pulang ke rumah.
Aku sudah bisa berjalan walaupun masih sedikit sakit, ketika aku bosan tiduran saja. Aku mencoba untuk bermain sepeda, awalnya tidak boleh dengan ibuku tapi aku memaksakannya kalau aku sudah sembuh. Ketika senang bermain-main tak di sadari perbanku ada darahnya, awanya aku membiarkan tapi lama-kelamaan darahnya semakin banyak. Lalu aku lari dengan pincang memanggil ibuku. Ketika itu aku dimarahin karena bandel dibilangin. Aku hanya bisa diam dan merasakan sakit. Kemudian ibuku membawakan obat-obatan dan langsung membuka perban dan mengobatinya. Ibuku sangat baik, walaupun terkadang marah tapi itu semua marah sayang kepada anaknya.
Setelah diobatin aku di suruh duduk dan jangan main sepeda lagi. Akupun mengiyakannya. Kemudian ibuku mengambilkan makan siang untukku dan obat untuk minum setelah makan. Setelah itu semua kemudian aku tidur.
Aku memang bandel ketika apa yang aku ingin tidak boleh, makanya ku lakukan karena bosan. Tapi ibuku tersayang memang terbaik. Dia menginginkan anaknya sehat dan baik-baik saja.
Setelah beberapa hari tidak sekolah, aku merasa rindu dengan teman-temanku. Karena ibu bilang jangan sekolah dulu hari ini, membuatku semakin rindu dengan teman-temanku. Kebosanan juga melanda. Aku hanya menonton TV saja. Malamnya aku bilang dengan ibu ingin masuk sekolah besok karena bosan dan rindu dengan teman-teman di sekolah. Ibupun membolehkan apa yang aku inginkan, senang sekali mendengarnya. Akupun memeluk ibuku. Dan berterimakasih kepadanya.
Keesokan harinya, aku siap-siap untuk pergi kesekolah, bersemangat sekali aku ketika akan berangkat. Kata ibu “ jangan naik sepeda sendiri, di antar sama bapak”. Mendengar apa yang di bilang ibu , aku langsung lari menuju ke bapak. Aku berangkat sekolah menggunakan sandal, karena jari kaki jempol kiriku masih sakit.
Setelah sampai di sekolah aku merasas senang sekali, setelah salam mencium tangan bapak, aku langsung lari terbata-bata menuju ke kelas. Semua temanku kaget melihat aku masuk sekolah hari ini. Mereka semua mendekatiku dan memelukku dengan senang hati. Mereka semua senang aku masuk sekolah. Dan Indra mengejekku “ nggk nangis lagi nih? Hehehe...” aku hanya tersenyum.
Bel sekolah masuk, ibu guru masuk dan menanyakanku apa yang terjadi. Ibu guru juga senang aku masuk sekolah hari ini. Kemana-mana temanku selalu menemaniku agar aku tidak kenapa-kenapa. Semua teman-temanku baik hati kepadaku dan kepada teman yang lain.
Karena kuku jempol kaki kiriku sakit, tapi lama kelamaan tidak sakit lagi dan juga tumbuh kuku baru di kuku jempol kaki kiriku, akupun senang.
Terimakasih ibu......
Terimaksih teman-temanku.......
  









UNSUR-UNSUR CERITA

1.      Tokoh
·         Reny sebagai aku
·         Ibu
·         Bapak
·         Dwi
·         Ferdi
·         Irul
·         Indra
·         Ifan
·         Fenji
·         Ibu bidan
·         Ibu guru
·         Teman-teman.
2.      Pewatakan

·         Reny sebagai aku : baik, cengeng, bandel.  (protagonis)
·         Ibu : baik hati, penyayang (protagonis)
·         Bapak : baik hati, penyayang (protagonis)
·         Dwi : baik hati (protagonis)
·         Ferdi : baik hati (protagonis)
·         Irul : baik hati(protagonis)
·         Indra : baik hati, jail. (protagonis)
·         Ifan : baik hati (protagonis)
·         Fenji : baik hati (protagonis)
·         Ibu bidan : baik hati (protagonis)
·         Ibu guru : baik hati (protagonis)
·         Teman-teman. : baik hati, penyayang sesama teman. (protagonis)

3.      Kejadian
Di sekolah.

4.      Alur cerita
Alur maju

5.      Latar cerita
Di sekolah, rumah, puskesmas


Tidak ada komentar:

Posting Komentar