Nim:
A1D118142
Kisah Kecilku
Kokokan
ayam terdengar bersautan tapi dufi harpinda tak kunjung bangun dari tempat
tidurnya, walau sudah berulang kali ibu memanggilnya, dan membangunkannya
dengan penuh kelembutan, tapi juga belum bisa membangunkannya, hanya ayah yang bisa membangunkannya !karna
ayah punya jurus handal yaitu menyiramkan air dingin kewajah nya, akhirnya
bangun dengan wajah yang agak sedikit kesal tapi dufi sangat menghormati orang
tuanya, setelah mandi dufi langsung menuju tempat makan, dengan makan yang tergesa-gesa
karna dia hampir telat masuk kesekolah, diantar sama bapak lalu aku bergegas
langsung menuju lapangan untuk mengikuti upacara bendera, tidak banyak, karna
murid dan gurunya dapat dihitung, dikelas aku saja hanya 5 orang siswa yaitu
eka, dini, eko, parto, dan aku .
Selesai
upacara aku enggak langsung masuk kekelas aku malah ketempat orang yang jual mainan untuk membeli kelereng, rencana
nya aku ingin membeli robot robot tan tapi niat ku gagal karna duit ku kurang, akhirnya setiap uang
jajan yang dikasih bapak selalu ku sisa kan untuk kutabung agar bisa membeli
mainan tadi, masuk kelas ibu memberi pembelajaran aku sama sekali tidak
memperhatikan apa yang dijelaskan ibu, hingga aku disuruh kedepan mengerjakan
nya Alhamdulillah aku bisa menjawab pertanyaan
yang ibu beri, karna malam tadi aku sudah belajar sama kakak ku, tak terasa bel
pun berbunyi, parto dan eko mengajak ku kekantin tapi aku menolaknya karna ibu
selalu memberi ku bekal agar tidak makan makanan sembarang, akhirnya parto dan
eko menuju kantin dan dufi bermain kelereng sendiri dikelas tidaklama kemudian
parto dan eko selesai makan dan mereka bermain kelereng bersama , dengan senang
mereka bermain tapi ada eka cewek tomboy yang suka usil menganggu ketiga
tersebut,
Eka
membuang kelereng dufi melemparnya jauh sampai tak bisa ditemukan, akhirnya
memancing kemarahan dufi, aku mendorong eka hingga jatuh kelantai parto dan eko
lari menuju kantor kepala sekolah untuk memberi tahukan pertengkaran dufi sama
eka, eka pun balik membalas mendorong dufi dan akhirnya ibu guru pun segera
datang dan meleraikan permasalahan nya akhirnya eka dan dufi saling memaafkan
tapi dihati dufi masih tersimpan kekesalan,
pulang sekolah seperti biasa dufi tidak
langsung pulang kerumah , karna bapak dufi tidak bisa menjemputnya karna
mengurus kebun, dan perto anak nya yang sama nakal nya kayak dufi, akhirnya
mereka bermain kelereng hingga lupa waktu bahwa sudah jam 2 siang, ibu perto
akhirnya menjemput nya dan sambil menjewer telinga perto saking khawatirnya
dufi pun langsung pulang kerumah karna tidak ada lagi kawan untuk bermain
sesampai dirumah dufi melempar tas dan baju kemana –mana tidak terdengar suara
apapun, karna dirumah lagi tidak ada orang ibu dan ayah dan kakanya pergi
kekebun untuk memanen buah kopi,
karna
tidak ada yang menuyuruh dan memarahi akhirnya dufi bolos untuk tidak mengaji
madrasah dufi pun keluar dengan mengayunkan sepedanya mengajak perto bermain
tapi perto tidak mau karna takut dimarah ibunya lagi, dan selanjutnya aku kerumah
eko tapi ternyata eko sedang sakit, wajar saja pas disekolah eko terlihat
kurang enak badan,
keesokan
harinya seperti biasa aku selalu dibangunkan oleh kedua orang tua ku, karna aku
selalu susah bangun pagi, disekolah aku sangat senang karna eka enggak masuk
sekolah katanya eka lagi sakit dalam hati ku semoga eka sakit selama-lamanya
hahahahah
dini
melihat ku tertawa sediri dan dini pun bilang aku gila, dini yag cantik jelita
hari ini aku senang karna si tomboy eka enggak masuk, aku bisa bebas untuk
bermain tanpa gangguan dia,
3
orang siswa yang hanya ada dikarenakan eka
dan eko sakit,
Perto
mengajak dufi bermain kelereng dan memujuk dufi untuk membeli lagi kelereng
tersebut dengan maksud agar tidak
memakai kelereng perto, setiap permainan yang dimiliki perto tidak mau membagi
kawan untuk memainkannya karna perto sangat berhati hati dan takut permainanya akan
rusak, Dini pun ikut untuk bermain
kelereng karna tidak ada kawan selain mereka,
Dufi
berangkat mengaji madrasah tetapi tetap saja telat padahal madrasah sama rumahnya
sangat dekat, masih saja dufi terlambat, karna anak kecil dengan peringatan
agar tidak terlambat lagi oleh gurunya dufi pun hanya mengangguk angguk saja, selepas
ngaji madrasah dufi tidak langsung kerumah dufi dan perto kesungai untuk mandi
disungai, karna ibu perto orangnya selalu kahwatir dan takut kenapa kenapa
padahal hanya tak lama pulang ngaji madrasah hanya 5 menit ibunya perto
langsung bergegas melihat dan mejemput perto ditempat mengaji tapi perto enggak
ada, mencari kesana kesini akhirnya ibu perto kerumah dini utuk menanyakan
apakah ada perto tapi dini bilang enggak ada tapi setauh dini tadi perto sama
dufi kesungai mak cik karna ingin mandi, ya ampun anakku akhirnya ibu perto mengambil kayu ranting dan bergegas kesungai
sambil teriak memanggil perto agar perto paham akan sebuah kayu ranting tersebut perto
pun cepat cepat naik dengan tubuh menggigil dan mata merah dufi pun juga naik ,
akhirnya mereka pulag kerumah masing-masing.
Karna
kecapean seharian sebelum azan magrib dufi sudah tidur hingga malam hari
dibangunkan oleh ibunya tapi enggak mau
bangun, mata dufi pun tak kuasa untuk membuka dufi ngomong sama ibu aku capek buk aku mau tidur saja, tapi nak
kamu belum makan malam dan akhirnya dufi puntertidur lebih pulas lagi karna
enggak tega ibuya membiarkan dufi tidur hingga pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar