Halaman

Selasa, 08 Oktober 2019

Cerpen Masa SD “ Pertama kali merasakan paling sakit “


Nama : M.Agil Barwaasi
Nim    : A1D118113
Email : agilvamos45@gmail.com

Pertama kali merasakan paling sakit

            Halo semuanya, aku adalah seorang murid kelas 3 di SD N 112/I Perumnas, aku mempunyai banyak teman yaitu : Rido,Yoga,Yogi,Pael,Bang Agus, Bang Ujul dan Bang Riki. Pada hari ini Sabtu tepatnya bulan Ramadhan, aku dan teman-teman mendapat tugas mtk dari guru dikarenakan gurunya mau membimbingi lomba olimpiade, jadi, kami semua tidak boleh ribut dan tidak boleh pulang.lalu, kami pun mengerjakan tugas mtk tersebut, dan dikumpulkan kepada ketua kelas kami namanya gogon.
            Tet… tet…tet.. Lonceng . Tanda kesenangan murid , dikarenakan boleh pulang. Akupun pulang dengan teman teman dengan berjalan, dikarenakan rumah kami dekat dengan sekolah kami dengan sambil bercakap apa kegiatan main kita sore ini, Rido pun berkata “ sudah pulang nanti, kita beli mercon yuk” .Aku,Yoga,Yogi,Udil,Rido semuanya menjawab “ok dan beli dimana kita” Rido berkata “ay dah masa gak tau tempat Bang ujul tuha”. Kami semuanya setuju nanti jangan lupa membawa duit. Setelah pulang, akupun ganti pakaian dulu, dan langsung bersiap-siap kumpul kelapangan, namun ibuku menyuruhku untuk makan dulu, aku pun makan . setelah makan akupun dan teman-teman berkumpul di lapangan , untuk gabungin duit semuanya , untuk beli petasan koset/ petasan lidi.  Lalu kami pun semuanya berangkat ke tempatnya bang ujul tidak jauh kok.Kami pun membelinya, lalu bang ujul berkata “ hati- hatinya memakainya jangan sembarangan “. Aku dan teman-teman pun membeli petasannya banyak sekali, seisi asoy itu penuh dengan petasan koset.
             Lalu kami pun main di hutan bawah dekat sungai candika pramuka  tempat biasanya kami nyari ikan. Kenapa kami main di hutan karena kami tidak mau menggangu orang soalnya kami pernah main petasan dijalan dan dikena marahi oleh bapak ibu. Kami pun bermain dekat sungai sambil menghidupkan petasan yang masing-masing dari kami membawa koset. Untuk jenis petasan ini mengeluarkan suara ledakan yang besar. Kami bermain kadang nakal saling melempar petasan ke lawan Kami pun ber jam-jam main petasan dan masih banyak tersisa. Kami pun bersepakat petasannya untuk disisakan untuk besok hari minggu. Setelah kami bermain petasan kami pun berenang-berenang di sungai candika tepatnya jam 4. Rido pun menampilkan salto akrobatik ke belakang ,teman yang lainnya pun tidak mau kalah dari rido , aku tidak mau mengikutinya karena tidak pernah salto belakang apalagi langsung nyebur ke air. matahari pun mulai terbenam, kami pun berhenti berenang dan siap- siap mengeringkan badan dan memakai pakaian . dikarenakan aku tidak mau dimarahi ibu, akan tetapi ayah ku boleh saja berenang asalkan jangan jauh.ayahku mungkin sama seperti aku. Setelah berenang, kami pun pulang dan jangan lupa besok kita main petasan lagi dan nyari ikan di bawah . kamipun sepakat besok bawak pancing bambu besar dana soy.
            Keesokan harinya pagi jam 6 masih berkabut. aku,yoga,yogi,rido udil dan  abang   riki langsung berkumpul di pinggir sungai candika pramuka dengan membawa pancingan dan petasan untuk main nantinya. Baik, sebelum kami memancing, kamipun membagi tugas untuk mencari umpan cacing dan kodok, aku , yoga, yogi pun menggaruk-garuk tanah yang lembab sehingga mudah carinya dan untuk rido dan udil mencari kodok di dekat pinggir sungai. Setelah cukup mendapatkan umpan kamipun memasang umpan 2 pancing untuk kodok dan 3 pancing untuk cacing, untuk peletakan pancingnya kami menaruhnya di pinggir  sungai  dekat pohon. Sambil menunggu pancingannya dapat aku, rido, dan udil mau minta ubi yang banyak tumbuh di tempat abah adam dekat dengan sungai.Abah Adam pun membolehkan “ambil saja ubinya banyak kok dipinggirtuh”. Sementara bang riki yoga dan yogi menjaga pancingan apabila bergerak maka , ikan pun pasti sudah nyangkut di kailnya. Aku, rido, dan udil sudah dapat ubinya banyak dan mengucpkan terima kasih kepada abah adam dan menuju ke sungai.
            Setiba disana rupanya sudah dapat 1 ikan gabus besar dan ikan kecil lainnya. Kamipun menunggu lagi . waktu demi waktu pun berjalan akhirnya lumayan dapat ikan banyak. Kamipun langsung mencari ranting –ranting  dan melakukan instruksi dari bang riki. Setelah di ranting kayu terkumpul  dan disusun. Bang riki pun langsung membakar kayu tersebut dengan tidak terlalu besar . Lalu kami pun langsung bakar ikan-ikan dan ubi-ubinya yang didapati tadi. Kami pun begitu pasti kalo di hari minggu pagi dak mandi langsung keluar baik itu mincing mapun main lainnya. Setelah ikan dan ubi cukup matang kami pun langsung makan walaupun masih panas-panas.
            Hari mulai siang, tepatnya jam 10 kami pun belum pulang, kamipun masih mau main sisa petasan koset yang kemarin.kebiasaan teman pasti kalo main petasan saling lempar sehingga dari kami main petasan sambil lari – lari.pada hari ini merupakan kejadian yang terburuk bagiku. Aku menaruh petasan di batok kelapa. Terus  aku pun siap bergegas berlari untuk menjauhi petasan  di batok tersebut. Saat aku lari tiba- tiba  kreekkkkk…. , kakiku tersandung kayu yang rapuh yang melintang terus akupun jatuh dengan posisi tangan siku kiri terjatuh  dan menghentak sekaligus aku pun meringis kesakitan dengan air mata yang berlimpah .Lalu bang riki pun menghampiri dan menegakan posisiku, lalu bang Riki berkata “apanya yang sakit”akupun berkata” tangan kiriku sakit bang dak biso digerakin. Lalu bang agus pun datang dan berbilang bahwa tanganku patah. Lalu akupun di angkat dan dibawa oleh bang riki dan bang agus  untuk membawaku kerumahku juga  memberitahukan ke bapak dan ibuku  bahwa tangan ku patah. Lalu ayahku tersenyum dan bagaimana bisa terjadi , bang riki pun menceritakan kejadian patah. Aku pun untuk sementara dibaringkan di kasurku sambil menahan rasa sakit pertama kali merasakan patah. Bapak dan ibuku berunding untuk membawaku ke tukang urut dekat simpang aro.
            Aku pun diberi air putih oleh ibuku. Akupun langsung dibawa ke tukang urut, disitulah aku nangis- nangis dan dak terasa sudah diurut. Kata tukang urutnya aku hanya patah bagian lengan atas ringan.aku pun tiap hari harus di urut  di tempat itu . setelah pulang akupun dimanjakan beli makanan dan minuman. Setelah sampai akupun terbaring dikasur dan aku berdiam diri dan sambil memikirkan hari ini merupakan hari terburukku dan pertama kali aku merasakan sakit patah tangan juga aku memikirkan tentang persekolahanku dengan pandangan aku tidak sekolah mulai besok. Keesokan harinya ruang kelasku sudak mengetahui bahwa aku tidak masuk kelas karena tangan ku patah dengan datang ketempatku pada siang hari beserta wali kelasku.dan teman- temanku banyak bertanya sakitkah akupun menjawab” sakitlah”. lalu setelah mampir dan ngomong- ngomong, guru dan teman-temanku pamit dan pulang sambil bilang semoga cepat sembuh. Dan teman- temanku yang kemarin rido yoga,yogi dan udil tidak pulang dulu mau nemani aku dulu dan sambilngomong-ngomong lagi.
            Tiga minggu kemudian, akupun mulai sekolah setelah aku dirumah saja tidak sekolah. Aku pun kesekolah di temani ibuku dengan tangan posisi 90 derajat seperti siku siku dilapisi kain putih dan digantungkan ke leher. Aku pun mulai bisa belajar di sekolah lagi meskipun tanganku belum membaik. Teman-temanku pun berbaik kepadaku dengan mendekatiku.  Seminggu kemudian tanganku mulai sembuh dan dibukanya perban tangannku . Ibuku mengingatkanku jangan main petasan lagi ya,aku pun menjawab”iya bu”..pas dibuka perbannya kok tangan kiriku yang patah kok agak hitam . bapakku menjawab” itu tanganmu hitam dak pernah digosok dan itu daki menempel ditanganmu”. Aku pun tertawa.

Unsur-unsur Cerpen
1.      Tema                :           Kehidupan, Kesedihan, dan pertemanan
2.      Tokoh               :           Aku (agil), Rido, Yoga, Yogi, Udil, Bang Riki, Bang Agus, Bang Ujul,                                                  Abah Adam, Bapakku, Ibukku.
3.      Perwatakan     :          
                        1. Aku (agil)     : Hati-hati
                                                Bukti    : aku tidak mau mengikutinya karena tidak pernah salto                                                                  belakang apalagi langsung nyebur ke air.
                                    2. Rido             : Pemberani
                                                Bukti    : Rido pun menampilkan salto akrobatik ke belakang
                                    3. Yoga                        : Tanggung Jawab
                                                Bukti    : Sementara bang riki yoga dan yogi menjaga pancingan
                                    4. Yogi             :Tanggung Jawab
                                                Bukti    : Sementara bang riki yoga dan yogi menjaga pancingan
                                    5. Udil              : Santun
                                                Bukti    : udil sudah dapat ubinya banyak dan mengucpkan terima                                                              kasih kepada abah adam dan menuju ke sungai.
                                    6. Bang Riki     : Penolong, pemimpin
                                                Bukti    : lalu bang Riki berkata “apanya yang sakit”
                                    7. Bang Agus   : Penolong
                                                Bukti    : Lalu akupun di angkat dan dibawa oleh bang riki dan bang                                                            agus 
                                    8. Bang Ujul    : Tegas
                                                Bukti    : lalu bang ujul berkata “ hati- hatinya memakainya jangan                                                                         sembarangan “.
                                    9. Abah Adam : Dermawan
                                                Bukti    : Abah Adam pun membolehkan “ambil saja ubinya banyak                                                             kok dipinggirtuh”.
                                    10.Bapakku     : penyayang
                                                Bukti    : Bapak dan ibuku berunding untuk membawaku ke tukang                                                             urut dekat simpang aro.
                                    11. Ibukku        : penyayang
                                                Bukti    :Ibuku mengingatkanku jangan main petasan lagi                                                                            ya,aku pun menjawab”iya bu”
4.      Urutan Kejadian

             Perkenalan à Konfliks  à Klimaks à AntiKlimaks à Penyelesaian

5.      Alur      :           Alur yang digunakan merupakan alur maju
                        Perkenalan
                        Bukti    : Halo semuanya, aku adalah seorang murid kelas 3 di SD N 112/I                                      Perumnas
                        Konfliks
                        Bukti    : kami dengan sambil bercakap apa kegiatan main kita sore ini, Rido pun                          berkata “ sudah pulang nanti, kita beli mercon yuk” .Aku,Yoga,Yogi,Udil,Rido                                semuanya menjawab “ok dan beli dimana kita”
                        Klimaks
                        Bukti    : Saat aku lari tiba- tiba  kreekkkkk…. , kakiku tersandung kayu yang rapuh                        yang melintang terus akupun jatuh dengan posisi tangan siku kiri terjatuh  dan                             menghentak sekaligus aku pun meringis kesakitan dengan air mata yang                                      berlimpah .
                        AntiKlimaks
                        Bukti    : Aku pun diberi air putih oleh ibuku. Akupun langsung dibawa ke tukang                           urut, disitulah aku nangis- nangis dan dak terasa sudah diurut. Kata tukang                                   urutnya aku hanya patah bagian lengan atas ringan.aku pun tiap                                                     hari harus di urut  di             tempat itu.
                        Penyelesaian
                        Bukti    : Aku pun mulai bisa belajar di sekolah lagi meskipun tanganku belum                               membaik. Teman-temanku pun berbaik kepadaku dengan mendekatiku. 
6.      Latar

Waktu               :  pagi jam 6
             Bukti    :  Keesokan harinya pagi jam 6 masih berkabut.
Tempat             : di SD N 112/I Perumnas
             Bukti    : aku adalah seorang murid kelas 3 di SD N 112/I Perumnas
Suasana            : kesenangan murid
             Bukti    : Tet… tet…tet.. Lonceng . Tanda kesenangan murid ,




                                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar