Nim : A1D118113
Email : agilvamos45@gmail.com
Pertama kali merasakan paling sakit
Halo semuanya,
aku adalah seorang murid kelas 3 di SD N 112/I Perumnas, aku mempunyai banyak
teman yaitu : Rido,Yoga,Yogi,Pael,Bang Agus, Bang Ujul dan Bang Riki. Pada hari
ini Sabtu tepatnya bulan Ramadhan, aku dan teman-teman mendapat tugas mtk dari
guru dikarenakan gurunya mau membimbingi lomba olimpiade, jadi, kami semua
tidak boleh ribut dan tidak boleh pulang.lalu, kami pun mengerjakan tugas mtk
tersebut, dan dikumpulkan kepada ketua kelas kami namanya gogon.
Tet…
tet…tet.. Lonceng . Tanda kesenangan murid , dikarenakan boleh pulang. Akupun
pulang dengan teman teman dengan berjalan, dikarenakan rumah kami dekat dengan
sekolah kami dengan sambil bercakap apa kegiatan main kita sore ini, Rido pun
berkata “ sudah pulang nanti, kita beli mercon yuk” .Aku,Yoga,Yogi,Udil,Rido
semuanya menjawab “ok dan beli dimana kita” Rido berkata “ay dah masa gak tau
tempat Bang ujul tuha”. Kami semuanya setuju nanti jangan lupa membawa duit.
Setelah pulang, akupun ganti pakaian dulu, dan langsung bersiap-siap kumpul
kelapangan, namun ibuku menyuruhku untuk makan dulu, aku pun makan . setelah
makan akupun dan teman-teman berkumpul di lapangan , untuk gabungin duit
semuanya , untuk beli petasan koset/ petasan lidi. Lalu kami pun semuanya berangkat ke tempatnya
bang ujul tidak jauh kok.Kami pun membelinya, lalu bang ujul berkata “ hati-
hatinya memakainya jangan sembarangan “. Aku dan teman-teman pun membeli
petasannya banyak sekali, seisi asoy itu penuh dengan petasan koset.
Lalu kami pun main di hutan bawah dekat sungai
candika pramuka tempat biasanya kami
nyari ikan. Kenapa kami main di hutan karena kami tidak mau menggangu orang
soalnya kami pernah main petasan dijalan dan dikena marahi oleh bapak ibu. Kami
pun bermain dekat sungai sambil menghidupkan petasan yang masing-masing dari
kami membawa koset. Untuk jenis petasan ini mengeluarkan suara ledakan yang
besar. Kami bermain kadang nakal saling melempar petasan ke lawan Kami pun ber
jam-jam main petasan dan masih banyak tersisa. Kami pun bersepakat petasannya
untuk disisakan untuk besok hari minggu. Setelah kami bermain petasan kami pun
berenang-berenang di sungai candika tepatnya jam 4. Rido pun menampilkan salto
akrobatik ke belakang ,teman yang lainnya pun tidak mau kalah dari rido , aku
tidak mau mengikutinya karena tidak pernah salto belakang apalagi langsung
nyebur ke air. matahari pun mulai terbenam, kami pun berhenti berenang dan
siap- siap mengeringkan badan dan memakai pakaian . dikarenakan aku tidak mau
dimarahi ibu, akan tetapi ayah ku boleh saja berenang asalkan jangan
jauh.ayahku mungkin sama seperti aku. Setelah berenang, kami pun pulang dan
jangan lupa besok kita main petasan lagi dan nyari ikan di bawah . kamipun
sepakat besok bawak pancing bambu besar dana soy.
Keesokan
harinya pagi jam 6 masih berkabut. aku,yoga,yogi,rido udil dan abang riki langsung berkumpul di pinggir sungai
candika pramuka dengan membawa pancingan dan petasan untuk main nantinya. Baik,
sebelum kami memancing, kamipun membagi tugas untuk mencari umpan cacing dan
kodok, aku , yoga, yogi pun menggaruk-garuk tanah yang lembab sehingga mudah
carinya dan untuk rido dan udil mencari kodok di dekat pinggir sungai. Setelah
cukup mendapatkan umpan kamipun memasang umpan 2 pancing untuk kodok dan 3
pancing untuk cacing, untuk peletakan pancingnya kami menaruhnya di
pinggir sungai dekat pohon. Sambil menunggu pancingannya
dapat aku, rido, dan udil mau minta ubi yang banyak tumbuh di tempat abah adam
dekat dengan sungai.Abah Adam pun membolehkan “ambil saja ubinya banyak kok
dipinggirtuh”. Sementara bang riki yoga dan yogi menjaga pancingan apabila
bergerak maka , ikan pun pasti sudah nyangkut di kailnya. Aku, rido, dan udil
sudah dapat ubinya banyak dan mengucpkan terima kasih kepada abah adam dan
menuju ke sungai.
Setiba
disana rupanya sudah dapat 1 ikan gabus besar dan ikan kecil lainnya. Kamipun
menunggu lagi . waktu demi waktu pun berjalan akhirnya lumayan dapat ikan
banyak. Kamipun langsung mencari ranting –ranting dan melakukan instruksi dari bang riki.
Setelah di ranting kayu terkumpul dan disusun.
Bang riki pun langsung membakar kayu tersebut dengan tidak terlalu besar . Lalu
kami pun langsung bakar ikan-ikan dan ubi-ubinya yang didapati tadi. Kami pun
begitu pasti kalo di hari minggu pagi dak mandi langsung keluar baik itu
mincing mapun main lainnya. Setelah ikan dan ubi cukup matang kami pun langsung
makan walaupun masih panas-panas.
Hari mulai
siang, tepatnya jam 10 kami pun belum pulang, kamipun masih mau main sisa
petasan koset yang kemarin.kebiasaan teman pasti kalo main petasan saling
lempar sehingga dari kami main petasan sambil lari – lari.pada hari ini
merupakan kejadian yang terburuk bagiku. Aku menaruh petasan di batok kelapa.
Terus aku pun siap bergegas berlari
untuk menjauhi petasan di batok
tersebut. Saat aku lari tiba- tiba
kreekkkkk…. , kakiku tersandung kayu yang rapuh yang melintang terus
akupun jatuh dengan posisi tangan siku kiri terjatuh dan menghentak sekaligus aku pun meringis
kesakitan dengan air mata yang berlimpah .Lalu bang riki pun menghampiri dan
menegakan posisiku, lalu bang Riki berkata “apanya yang sakit”akupun berkata”
tangan kiriku sakit bang dak biso digerakin. Lalu bang agus pun datang dan
berbilang bahwa tanganku patah. Lalu akupun di angkat dan dibawa oleh bang riki
dan bang agus untuk membawaku kerumahku
juga memberitahukan ke bapak dan
ibuku bahwa tangan ku patah. Lalu ayahku
tersenyum dan bagaimana bisa terjadi , bang riki pun menceritakan kejadian
patah. Aku pun untuk sementara dibaringkan di kasurku sambil menahan rasa sakit
pertama kali merasakan patah. Bapak dan ibuku berunding untuk membawaku ke
tukang urut dekat simpang aro.
Aku pun
diberi air putih oleh ibuku. Akupun langsung dibawa ke tukang urut, disitulah
aku nangis- nangis dan dak terasa sudah diurut. Kata tukang urutnya aku hanya patah
bagian lengan atas ringan.aku pun tiap hari harus di urut di tempat itu . setelah pulang akupun
dimanjakan beli makanan dan minuman. Setelah sampai akupun terbaring dikasur
dan aku berdiam diri dan sambil memikirkan hari ini merupakan hari terburukku dan
pertama kali aku merasakan sakit patah tangan juga aku memikirkan tentang
persekolahanku dengan pandangan aku tidak sekolah mulai besok. Keesokan harinya
ruang kelasku sudak mengetahui bahwa aku tidak masuk kelas karena tangan ku
patah dengan datang ketempatku pada siang hari beserta wali kelasku.dan teman-
temanku banyak bertanya sakitkah akupun menjawab” sakitlah”. lalu setelah
mampir dan ngomong- ngomong, guru dan teman-temanku pamit dan pulang sambil
bilang semoga cepat sembuh. Dan teman- temanku yang kemarin rido yoga,yogi dan
udil tidak pulang dulu mau nemani aku dulu dan sambilngomong-ngomong lagi.
Tiga minggu
kemudian, akupun mulai sekolah setelah aku dirumah saja tidak sekolah. Aku pun
kesekolah di temani ibuku dengan tangan posisi 90 derajat seperti siku siku
dilapisi kain putih dan digantungkan ke leher. Aku pun mulai bisa belajar di
sekolah lagi meskipun tanganku belum membaik. Teman-temanku pun berbaik
kepadaku dengan mendekatiku. Seminggu
kemudian tanganku mulai sembuh dan dibukanya perban tangannku . Ibuku
mengingatkanku jangan main petasan lagi ya,aku pun menjawab”iya bu”..pas dibuka
perbannya kok tangan kiriku yang patah kok agak hitam . bapakku menjawab” itu
tanganmu hitam dak pernah digosok dan itu daki menempel ditanganmu”. Aku pun tertawa.
Unsur-unsur Cerpen
1.
Tema : Kehidupan, Kesedihan, dan pertemanan
2.
Tokoh : Aku (agil), Rido, Yoga, Yogi, Udil,
Bang Riki, Bang Agus, Bang Ujul, Abah
Adam, Bapakku, Ibukku.
3.
Perwatakan :
1. Aku (agil) : Hati-hati
Bukti
: aku tidak mau mengikutinya karena
tidak pernah salto belakang
apalagi langsung nyebur ke air.
2.
Rido : Pemberani
Bukti
: Rido pun menampilkan salto akrobatik
ke belakang
3.
Yoga : Tanggung
Jawab
Bukti
: Sementara bang riki yoga dan yogi
menjaga pancingan
4.
Yogi :Tanggung Jawab
Bukti
: Sementara bang riki yoga dan yogi
menjaga pancingan
5.
Udil : Santun
Bukti
: udil sudah dapat ubinya banyak dan
mengucpkan terima kasih kepada
abah adam dan menuju ke sungai.
6.
Bang Riki : Penolong, pemimpin
Bukti
: lalu bang Riki berkata “apanya yang
sakit”
7.
Bang Agus : Penolong
Bukti
: Lalu akupun di angkat dan dibawa oleh
bang riki dan bang agus
8.
Bang Ujul : Tegas
Bukti
: lalu bang ujul berkata “ hati- hatinya memakainya jangan sembarangan “.
9.
Abah Adam : Dermawan
Bukti
: Abah Adam pun membolehkan “ambil saja ubinya banyak kok dipinggirtuh”.
10.Bapakku : penyayang
Bukti
: Bapak dan ibuku berunding untuk
membawaku ke tukang urut dekat
simpang aro.
11.
Ibukku : penyayang
Bukti
:Ibuku mengingatkanku jangan main
petasan lagi ya,aku pun menjawab”iya bu”
4.
Urutan Kejadian
Perkenalan à Konfliks à Klimaks à AntiKlimaks à Penyelesaian
5.
Alur : Alur
yang digunakan merupakan alur maju
Perkenalan
Bukti : Halo semuanya, aku adalah seorang murid kelas 3 di SD N 112/I Perumnas
Konfliks
Bukti : kami dengan sambil bercakap apa kegiatan main kita sore ini,
Rido pun berkata “ sudah pulang nanti, kita
beli mercon yuk” .Aku,Yoga,Yogi,Udil,Rido semuanya
menjawab “ok dan beli dimana kita”
Klimaks
Bukti : Saat aku lari tiba- tiba
kreekkkkk…. , kakiku tersandung kayu yang rapuh yang
melintang terus akupun jatuh dengan posisi tangan siku kiri terjatuh dan menghentak sekaligus aku pun
meringis kesakitan dengan air mata yang berlimpah
.
AntiKlimaks
Bukti : Aku pun diberi air putih oleh ibuku. Akupun langsung dibawa ke tukang
urut, disitulah aku nangis- nangis dan dak terasa sudah
diurut. Kata tukang urutnya
aku hanya patah bagian lengan atas ringan.aku pun tiap hari harus di
urut di tempat
itu.
Penyelesaian
Bukti : Aku pun mulai bisa belajar di sekolah lagi meskipun tanganku
belum membaik. Teman-temanku pun berbaik
kepadaku dengan mendekatiku.
6.
Latar
Waktu :
pagi jam 6
Bukti : Keesokan harinya pagi
jam 6 masih berkabut.
Tempat : di SD N 112/I Perumnas
Bukti : aku adalah seorang murid kelas 3 di SD N 112/I Perumnas
Suasana : kesenangan murid
Bukti : Tet… tet…tet.. Lonceng . Tanda kesenangan murid ,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar