Halaman

Selasa, 08 Oktober 2019

Resensi Buku Anak " TIMUN MAS “


Nama : Muhammad siraj zulfikri
Nim : A1d118135

RESENSI BUKU DONGENG ANAK “TIMUN MAS” 










Judul                                    : Timun Emas
Penulis                                 : Aryasata Ikanegara
Naskah & Ilustrasi            : Aryasata Ikanegara
Penerbit                              : kelompok gramedia
Tempat terbit                    : Jakarta
Tahun terbit                       : 2007
Tebal buku                          : 28 halaman
Ukuran buku                      : 20,5 x 14,5 cm
Harga                                    :Rp. 31.955,00

Sinopsis
Dahulu kala ada seorang janda bernama Mbok Rondo, ia tidak mempunyai anak. Kemudian setelah ia berdo’a, ia berjalan dihutan dan berjumpa raksasa dan diberi biji timun emas. Raksasa akan mengabulkan do’a Mbok Rondo agar mempunyai anak tetapi ia harus memberikannya lagi kepada raksasa apabila anak tersebut sudah remaja. Mbok rondo  pun menyanggupinya. Tak lama kemudian biji timun emas yang ditanam Mbok rondo berbuah besar dan diberi nama Timun Mas. Setelah 17 tahun berlalu dengan sangat menyenangkan, raksasa pun kembali menemui Mbok Rondo untuk mengambil Timun Mas. Hati Mbok Rondo pun tak tega mengetahui anaknya akan segera menjadi santapan raksasa. Ia menyuruh anaknya pergi dengan membawa 4 senjata yang diberi oleh petapa untuk mengancurkan raksasa tersebut. Satu per satu Timun Mas melempar senjatanya namun raksasa tersebut masih bias lolos. Lalu dengan senjata terakhir, Timun Mas melempar terasi yang seketika menjadi kubangan lumpur, raksasa pun tenggelam. Dan Timun Mas hidup bahagia dengan Mbok Rondo.
Kekurangan dari buku ini adalah gambar yang kurang menarik perhatian anak-anak, karena warna yang terdapat di dalam buku adalah hitam putih.
Kelebihan dari buku ini adalah dapat membantu anak-anak untuk belajar membaca karna tulisan di dalam buku yang sangat jelas untuk dibaca serta bahasa yang baik untuk bias diterima oleh anak-anak.
Kesimpulan cerita ini adalah apabila kita berjanji, kita harus menepatinya dan apabila tidak sanggup untuk menepatinya lebih baik jangan berjanji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar